JAKARTA, UNHAS.TV - Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, memberikan tanggapan terkait bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Aceh.
Ia menegaskan bahwa penanganan bencana saat ini telah dilakukan dalam satu sistem terpadu yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera dan Aceh pada akhir pekan lalu, menimbulkan dampak yang sangat besar.
Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan bahwa seluruh unsur negara kini bekerja dalam satu sistem penanggulangan bencana yang terkoordinasi, yang mencakup berbagai instansi, mulai dari TNI, Polri, hingga lembaga terkait lainnya.
"Sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo, kami telah melakukan evaluasi menyeluruh agar Indonesia mampu mengatasi bencana dengan kekuatan sendiri.
"Kami memastikan bahwa seluruh unsur negara bergerak dalam satu sistem penanggulangan bencana terpadu," ujar Jenderal Sjafrie dalam kuliah umum.
Menteri Pertahanan ini menambahkan bahwa kapasitas nasional dalam merespons bencana telah meningkat signifikan.
Hal ini, menurutnya, didukung oleh kesiapan peralatan dan sumber daya manusia dari berbagai sektor, termasuk perguruan tinggi yang turut berkontribusi dalam upaya penanggulangan bencana.
Kolaborasi ini diharapkan akan membuat proses penanganan darurat, distribusi bantuan, dan pemulihan korban menjadi lebih efisien dan terkoordinasi dengan baik.
Bencana yang terjadi telah menimbulkan dampak besar di tiga provinsi di Sumatera dan Aceh, dengan korban jiwa yang terus bertambah.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 8 Desember 2025, sebanyak 961 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Selain itu, 293 warga yang masih dinyatakan hilang sedang terus dicari oleh tim SAR gabungan yang bekerja tanpa henti di lokasi-lokasi terdampak.
Jenderal Sjafrie menegaskan pentingnya penanganan bencana yang cepat dan tepat untuk meminimalisir dampak lebih lanjut.
Ia juga berharap upaya penanggulangan bencana dapat memperkuat ketahanan nasional, terutama mengingat Indonesia yang rawan terhadap bencana alam.
"Saya berharap proses penanganan bencana dapat berjalan dengan cepat, tepat, dan efisien. Kami juga akan terus memantau perkembangan situasi untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan, dan pemulihan korban dapat berlangsung secepat mungkin," tambah Menteri Pertahanan.
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan bencana, tim SAR gabungan terus bekerja keras melakukan pencarian korban yang masih hilang, serta mendistribusikan bantuan kepada warga yang terdampak.
Pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada pemulihan kondisi psikologis korban dan memastikan agar setiap korban mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Bencana alam yang melanda Sumatera dan Aceh ini menunjukkan pentingnya koordinasi antara berbagai elemen negara dan masyarakat dalam menangani situasi darurat.
Menteri Sjafrie menutup keterangannya dengan mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana alam di masa depan. “Kita harus selalu siap menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja,” ujarnya.
Dengan adanya sistem penanggulangan bencana yang lebih terkoordinasi dan kesiapan nasional yang semakin baik, diharapkan Indonesia dapat lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam yang tak dapat diprediksi.
(Zulkarnaen Jumar Taufik / Iffa Aisyah Rahman / Unhas TV)
Kuliah Umum Jenderal TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin di Baruga AP Pettarani, kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa (9/12/2025).








