MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Seminar Internasional sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis ke 69 Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Prof Idrus Andi Paturusi, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Sabtu (17/05/2025).
Seminar ini mengangkat tema “Epilepsy in Focus: Bridging Mechanisms, Clinical Practice, and Targeted Delivery”, menghadirkan dua narasumber ahli dari Inggris, yakni Dr Felix Chan dari Birmingham University dan Dr Mandeep Kaur Marwah dari Aston University.
Kedua narasumber tersebut merupakan ahli yang terlibat dalam proyek kerjasama dengan Universitas Hasanuddin, yang diberi nama 'TUMPAS Epilepsi Indonesia'.
Ketua Panitia Seminar Internasional, Achmad Himawan SSi MSi Apt menjelaskan kegiatan ini salah satu tahapan dari proyek kolaborasi Unhas dengan Aston University dan University of Birmingham UK, untuk menjawab tantangan yang sering di hadapi oleh penderita epilepsi di Indonesia.
Dari seminar ini juga dirinya mengharapkan keterlibatan dari berbagai pihak, seperti perawat, dokter, praktisi farmasi, bahkan penderita epilepsi sendiri, untuk memformulasikan solusi terbaik dalam masalah epilepsi di Indonesia.
“Seminar ini adalah tahapan awal, jadi kami mensosialisasikan bahwa kami sedang melakukan project kolaborasi dengan ini,” kata Achmad Himawan, dosen Farmasi Unhas yang juga tergabung dalam project kolaborasi tersebut.
"Kami harap disini bisa hadir, praktisi dari farmasi, keperawatan dan tenaga kesehatan lain, termasuk dokter. Kami ingin mendengar tantangan utama dari penanganan epilepsi. Kami mau solusi yang kami tawarkan itu sesuai dengan kebutuhan tindakan medis dan kebutuhan pasien," tambahnya.

Peneliti dari Fakultas Farmasi Unhas bersama peneliti dari 2 kampus di Inggris dalam Seminar Internasional di Auditorium Prof Idrus Paturusi, RS Unhas, Makassar, Sabtu (17/05/2025). (dok unhas.tv)
Dekan Fakultas Farmasi Abdul Rahim SSi MSi PhD Apt menyebut dalam kegiatan ini Fakultas Farmasi berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu, mulai dari keperawatan, kedokteran, hingga praktisi rumah sakit.
Ketua Panitia Dies Natalis ke 69 Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menambahkan, sebelum seminar ini dilaksanakan beberapa penderita epilepsi juga dihadirkan.
Hal itu untuk memberikan masukan kepada tim peneliti agar menghasilkan solusi terbaik dalam penanganan epilepsi, sesuai dengan tagline Dies Natalis ke 69 Unhas yakni menjadi “Kampus Hebat, Mandiri dan Berdampak”.
“Sebelum seminar ini kami mengundang beberapa penderita epilepsi untuk memberikan masukan-masukan bagi tim peneliti untuk mengembangkan obat dan sistem pengobatan yang cocok dan sesuai dengan penderita epilepsi di masa yang akan datang,” Jelas Abdul Rahim.
Seminar Internasional ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc.
Ia menyebut epilepsi masih menjadi masalah kesehetan yang serius. Dengan seminar ini diharapkan dapat diformulasikan penanganan yang terbaik untuk masalah epilepsi di Indonesia.
“Kegiatan ini adalah salah satu kolaborasi bergengsi yang ada di dunia terkait dengan topik epilepsi. Ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok di masyarakat dan disini kita akan melihat bagaimana para ahli memformulasikan cara penanganan terbaik untuk epilepsi ini,” ucap Prof JJ.
Rektor pun mengapresiasi dekan Fakultas Farmasi yang telah memfasilirasi kolaborasi bergengsi. Prof JJ juga berharap, kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi fakultas lain yang ada di Universitas Hasanuddin dalam menjalin kolaborasi internasional dalam berbagai disiplin.
“Mudah-mudahan kegiatan ini jadi motivasi bagi fakultas-fakultas lain juga, untuk mulai bekerja interdisiplin, saya kira ini adalah model unhas yang luar biasa,” harapnya.
(Iffa Aisyah Rahman / Rahmatia Ardi / Unhas.TV)