MAKASSAR, UNHAS.TV - Mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan Amerika Serikat punya kewajiban untuk membantu Israel menghadapi Iran setelah negara itu jadi sasaran serbuan rudal-rudal hipersonik.
Berbicara saat diwawancarai oleh CNN, Yoav Gallant menyebutkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump punya pilihan untuk mengubah situasi di Timur Tengah dan menggunakan pengaruhnya di banyak negara.
"Bayangkan, jika Iran terus dibiarkan meluncurkan rudal-rudal itu, maka ada kemungkinan rudal berikutnya berhulu ledak nuklir dan itu akan berdampak ke banyak negara. Kami tahu Iran mendukung Hamas dan mereka punya tujuan untuk menghilangkan bangsa Yahudi. Ini tidak bisa dibiarkan. Amerika Serikat harus terlibat," katanya.
Terkait hal itu, pemerintah Amerika Serikat belum menyatakan secara resmi dukungannya ke Israel. Namun, ada indikasi Amerika Serikat ingin menjadi penengah konflik antara Israel dan Iran.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Kanada, secara tiba-tiba Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung meninggalkan acara dan terbang menuju Washinton. Trump meminta staf Gedung Puting untuk segera mengupayakan pertemuan dengan petinggi Iran.
Namun Trump membantah kepergiannya ke Washington untuk membicarakan gencatan senjata. Ia menegaskan ada hal yang lebih penting dari itu sehingga harus meninggalkan Kanada. Ia cuma berpesan agar bangsa Iran segera menjauh dari Teheran untuk menghindari jumlah korban sipil dari konflik Iran - Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel ke Iran selama beberapa hari ini berhasil menghancurkan sejumlah fasilitas nuklir milik Iran dan berencana untuk memperpanjang masa serangan itu.
Sejumlah analis politik luar negeri berharap Trump segera membuat keputusan yang tepat dan cepat. Tanpa strategi tepat, konflik Israel dan Iran akan menghasilkan satu perang berikutnya.(*)