UNHAS.TV – Mitos bahwa minum es bisa menyebabkan batuk atau pilek masih banyak dipercaya masyarakat Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas), dr Marhaen Hardjo MBiomed PhD menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Kepada Unhas.TV, dokter Marhaen menjelaskan bahwa es bukan penyebab utama seseorang jatuh sakit.
Penyakit seperti batuk atau pilek disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena mengonsumsi minuman dingin.
“Secara normal, es tidak menyebabkan sakit. Yang menyebabkan kita sakit adalah karena kuman, baik yang sudah ada di dalam tubuh maupun dari luar,” ujar dr. Marhaen.
Ia menambahkan bahwa kondisi tubuh yang dingin setelah minum es dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga virus yang sudah ada bisa berkembang dan memicu penyakit.
Selain itu, dr. Marhaen menyoroti pentingnya kualitas air yang digunakan untuk membuat es. Jika es dibuat dari air yang tidak dimasak atau terkontaminasi, maka risiko infeksi bakteri menjadi lebih tinggi.
“Kalau esnya dibuat dari air matang, saya kira tidak masalah. Tapi yang sering jadi masalah adalah kita tidak tahu bagaimana proses pembuatannya,” tegasnya, Rabu (13/3/2025).
Ia pun mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam mengonsumsi es, terutama saat kondisi tubuh sedang tidak fit. Dalam keadaan seperti itu, es bisa memperburuk kondisi kesehatan yang sudah rentan.
Dengan penjelasan ini, masyarakat diharapkan dapat memahami fakta ilmiah di balik mitos seputar es dan penyakit, serta lebih waspada terhadap sumber infeksi yang sesungguhnya. (*)
(Venny Septiani Semuel / Unhas TV)