MAKASSAR, UNHAS.TV - Kemiri (Aleurites moluccanus), tanaman tropis yang dikenal luas sebagai rempah kuliner dan bahan perawatan rambut, kini menunjukkan potensi menjanjikan sebagai sumber bahan bakar alternatif, termasuk untuk penerbangan.
Memiliki kandungan minyak yang tinggi, kemiri, khususnya varietas kemiri sunan (Aleurites trisperma), telah diteliti sebagai bahan baku biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pesawat.
Artikel ini membahas manfaat kemiri untuk bahan bakar pesawat, didukung oleh referensi ilmiah, serta implikasinya terhadap keberlanjutan energi di sektor penerbangan.
Biji kemiri mengandung minyak nabati dalam jumlah signifikan, dengan rendemen minyak mencapai sekitar 50% dari berat biji. Minyak ini kaya akan asam lemak, seperti asam oleat, linoleat, dan linolenat, yang cocok untuk diolah menjadi biodiesel.
Kemiri sunan, khususnya, memiliki produktivitas minyak yang tinggi, dengan potensi menghasilkan 10 ton minyak kasar per hektar per tahun, jauh melebihi kelapa sawit (6 ton/ha/tahun) dan jarak pagar. Minyak kasar dari kemiri sunan dapat menghasilkan 88% biodiesel dan 12% gliserol, menjadikannya sumber bahan bakar nabati yang efisien.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, kemiri sunan memiliki rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan tanaman bioenergi lain, menjadikannya Ccalon ideal untuk biodiesel. (https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kemiri-sunan-alternatif-pengganti-bbm)
Manfaat Kemiri sebagai Bahan Bakar Pesawat
Bahan bakar penerbangan, seperti avtur (Jet A-1), membutuhkan spesifikasi ketat, termasuk titik beku rendah (di bawah -47°C) dan stabilitas termal yang tinggi. Biodiesel berbasis kemiri, atau bio-jet fuel, menawarkan beberapa manfaat:
- Ramah Lingkungan: Bio-jet fuel dari kemiri menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan avtur berbasis minyak bumi. Proses pembakaran biodiesel menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida dan partikulat, mendukung upaya pengurangan dampak lingkungan dari penerbangan.
- Sumber Daya Terbarukan: Berbeda dengan minyak bumi yang tak dapat diperbarui, kemiri adalah tanaman tropis yang dapat dibudidayakan secara berkelanjutan, terutama di lahan kritis atau bekas tambang. Pohon kemiri sunan memiliki akar kuat dan rimbun, cocok untuk konservasi lahan sekaligus produksi bahan bakar.
- Efisiensi Produksi: Penelitian menunjukkan bahwa kemiri sunan memiliki produktivitas minyak yang tinggi dengan biaya produksi yang relatif rendah. Hal ini membuatnya ekonomis untuk pengembangan bahan bakar penerbangan skala besar.
- Diversifikasi Energi: Pemanfaatan kemiri untuk bahan bakar pesawat dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mendukung ketahanan energi nasional, terutama di daerah terisolasi.
Penelitian oleh mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang menunjukkan bahwa limbah menir kemiri dapat diolah menjadi biodiesel, menawarkan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan. Selain itu, menurut *Frontiers in Pharmacology* (2022), kandungan asam lemak dalam minyak kemiri mendukung sifat-sifat yang diperlukan untuk bahan bakar nabati.[](https://itn.ac.id/seputar-kampus/di-tangan-mahasiswa-teknik-kimia-minyak-kemiri-jadi-bahan-bakar-alternatif/) dan (https://hellosehat.com/herbal-alternatif/herbal/manfaat-minyak-kemiri/)
Proses Pengolahan Minyak Kemiri Menjadi Bio-Jet Fuel
1. Ekstraksi Minyak: Biji kemiri diolah melalui metode cold press atau pemanasan untuk mengekstraksi minyak. Proses ini dapat menghasilkan minyak kasar dengan rendemen tinggi.
2. Transesterifikasi: Minyak kemiri diubah menjadi biodiesel melalui reaksi kimia dengan alkohol (biasanya metanol) dan katalis, menghasilkan metil ester asam lemak (biodiesel) dan gliserol.
3. Pemurnian: Biodiesel dimurnikan untuk memenuhi standar bahan bakar penerbangan, seperti titik beku rendah dan stabilitas oksidasi.
4. Pengujian: Bio-jet fuel diuji untuk memastikan kepatuhan terhadap standar internasional, seperti ASTM D7566 untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
Referensi Ilmiah: Jurnal *Evaluasi Proses Pembuatan Avtur* oleh Ginting et al. menyebutkan bahwa proses pengolahan minyak nabati menjadi bio-jet fuel memerlukan spesifikasi ketat, yang dapat dicapai dengan teknologi pengolahan modern.[](https://solarindustri.com/blog/avtur-adalah/)
Tantangan dan Prospek
Meskipun menjanjikan, penggunaan minyak kemiri sebagai bahan bakar pesawat menghadapi beberapa tantangan:
- Teknologi Ekstraksi Proses pengambilan minyak kemiri sering kali memerlukan peralatan sederhana yang kurang efisien, seperti yang dialami tim ITN Malang dalam penelitian mereka.[](https://itn.ac.id/seputar-kampus/di-tangan-mahasiswa-teknik-kimia-minyak-kemiri-jadi-bahan-bakar-alternatif/)
- Skala Produksi: Produksi biodiesel dari kemiri belum mencapai skala industri yang memadai untuk memenuhi kebutuhan penerbangan global.
- Biaya Kompetitif: Meskipun kemiri sunan lebih ekonomis dibandingkan tanaman lain, biaya produksi bio-jet fuel masih harus bersaing dengan avtur berbasis minyak bumi.
Namun, prospeknya tetap cerah. Kemiri sunan dapat ditanam di lahan marginal, mengurangi persaingan dengan lahan pertanian pangan. Selain itu, sifatnya yang ramah lingkungan dan kemampuan untuk menyerap CO2 (dengan kerimbunan daun mencapai lebih dari 80.000 helai per pohon) menjadikannya pilihan strategis untuk masa depan energi penerbangan.
Kemiri, terutama kemiri sunan, menawarkan potensi besar sebagai bahan bakar alternatif untuk pesawat melalui produksi bio-jet fuel. Dengan kandungan minyak yang tinggi, emisi yang lebih rendah, dan kemampuan tumbuh di lahan marginal, kemiri mendukung visi penerbangan berkelanjutan. Meskipun tantangan seperti efisiensi ekstraksi dan skala produksi masih ada, penelitian dan pengembangan terus mendorong kemiri sebagai solusi energi masa depan. Dengan koordinasi lintas sektoral dan investasi teknologi, kemiri dapat menjadi pilar penting dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di industri penerbangan.
Referensi:
- Kementerian ESDM RI. (2012). *Kemiri Sunan Alternatif Pengganti BBM*.[](https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kemiri-sunan-alternatif-pengganti-bbm)
- Veronica Putri Iswono et al. (2023). *Potensi Limbah Menir Kemiri sebagai Salah Satu Bahan Bakar Alternatif*. Institut Teknologi Nasional Malang.[](https://itn.ac.id/seputar-kampus/di-tangan-mahasiswa-teknik-kimia-minyak-kemiri-jadi-bahan-bakar-alternatif/)
- Frontiers in Pharmacology. (2022). *Therapeutic Potential of Aleurites moluccanus*.[](https://hellosehat.com/herbal-alternatif/herbal/manfaat-minyak-kemiri/)
- Ginting, J., et al. *Evaluasi Proses Pembuatan Avtur Berdasarkan Analisa Sifat Fisik dan Kimia Minyak Mentah*. Jurnal Pertamina RU II Dumai.[](https://solarindustri.com/blog/avtur-adalah/)