
Mulyadi Anugrah Papua, mahasiswa berprestasi Unhas. (dok unhas.tv)
Selain dunia duta wisata, Mulyadi juga aktif di olahraga. Tahun 2023, ia didapuk sebagai juara tiga Duta Pekan Olahraga Kota (Porkot) Makassar. Latar belakang atlet membuatnya cocok dengan ajang ini.
Bagi Mulyadi, olahraga bukan sekadar prestasi, tapi gaya hidup sehat. “Setiap pagi saya usahakan jalan minimal 6.000 langkah. Kalau malas keluar, cukup push-up 10–15 menit di rumah,” katanya memberi tips.
Ia percaya olahraga juga obat stres. “Kalau lagi banyak pikiran, saya lari atau latihan. Habis itu beban rasanya hilang.”
Dan olahraga yang menjadi kesukaannya adalah beladiri. Kecintaannya pada bela diri bermula 2021, saat SMA.
Pilihannya jatuh pada Taekwondo, salah satu cabang bela diri yang tersedia dekat rumahnya. “Awalnya coba kempo, tapi kurang cocok. Akhirnya taekwondo jadi pilihan,” ujarnya.
Empat tahun latihan membuahkan hasil. Tahun 2025, Mulyadi meraih medali perak di Walikota Cup. “Itu kemenangan pertama saya. Latihan TC selama tiga bulan, fisik dulu, lalu teknik. Berat, tapi sepadan.”
Ia juga pernah membawa nama Unhas di Unhas Cup 2025, meraih juara tiga kategori Poomsae berpasangan. “Kalau taekwondo ciri khasnya tendangan. Filosofinya disiplin. Kalau malas latihan, ya kita sendiri yang rugi.”
Cedera bukan hal asing baginya. “Belum pernah patah, alhamdulillah. Tapi lebam, hamstring, itu sudah sering,” ujarnya sembari memperlihatkan bekas luka kecil di tangannya.
Membagi Peran: Mahasiswa, Duta, Atlet
Membagi peran sebagai mahasiswa, duta, dan atlet tentu bukan hal mudah. Jadwal padat sering membuatnya harus memilih. “Kuncinya manajemen waktu dan disiplin,” katanya. Dukungan keluarga dan teman juga penting.
Rencana jangka pendeknya adalah persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mewakili Pinrang tahun 2026 mendatang. “Untuk jangka panjang, semoga bisa sampai PON mewakili Sulawesi Selatan,” harapnya.
Di luar arena, ia tetap mahasiswa yang tekun di kelas, aktif di UKM, dan setia dengan kampung halamannya. “Apa pun jalannya, saya ingin membawa nama baik Pinrang dan Sulawesi Selatan.”
Mulyadi sadar, tidak semua mahasiswa berani mencoba banyak hal sekaligus. Banyak yang ragu untuk melangkah.
“Pesan saya, jangan takut mencoba. Semua dimulai dari nol, baik di dunia duta maupun olahraga. Kalau gagal, itu bagian dari proses,” katanya menutup perbincangan.
Dari ruang kuliah, panggung pageant, hingga arena taekwondo, Mulyadi Anugerah Papua membuktikan bahwa disiplin, keberanian, dan cinta pada daerah bisa membawa seorang anak Pinrang menembus panggung prestasi.
Seperti tendangan taekwondonya yang keras, langkah hidupnya terarah, menendang batasan, menjemput mimpi. (*)