Budaya

Napak Tilas Kompleks Istana Cenrana Nagauleng di Haul Ke-310 La Patau Matanna Tikka


Acara napak tilas ini diakhiri dengan berkumpul di Masjid Jami Mursyidul Awwam di Kecamatan Cenrana, Bone, yang dibangun oleh La Patau.

Di masjid ini, peserta napak tilas mengikuti perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW serta haul La Patau Matanna Tikka ke-310.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Nagauleng Hamsah Mappasere MSi memberikan sambutan dan mengajak pengurus Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (Perwira LPMT) untuk berkolaborasi dalam kegiatan berikutnya.

Ketua Perwira LPMT, Andi Muhammad Sapri Pamulu PhD menyambut baik ajakan tersebut dan menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi melaksanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya di Desa Nagauleng.



ZIARAH. Pengurus Perwira LPMT dan masyarakat berdoa bersama saat melakukan ziarah di Makam La Patau Matanna Tikka di Cenrana, Kabupaten Bone, Minggu (15/9/2024). Kegiatan ini dalam rangkaian Haul ke-310 La Patau Matanna Tikka yang ditutup dengan perayaan maulid di Masjid Mursyidul Awwam. (dok perwira LPMT)


"Terima kasih untuk bapak kepala Desa Nagauleng yang mengajak berkolaborasi untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Perwira LPMT berikutnya," kata AM Sapri Pamulu.

Acara ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari Ketua PERWIRA kepada seluruh peserta atas kehadiran dan partisipasi mereka dalam Haul ke-310 La Patau ini.

Dan permohonan maaf juga disampaikan jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan napak tilas ini. Para wija La Patau  diundang untuk bergabung kembali pada acara Gau Maraja La Patau Matanna Tikka ke-3 yang direncanakan akan berlangsung pada tahun 2025 di Maros.


Sosok La Patau Matanna Tikka

La Patau Matanna Tikka lahir pada tanggal 03 November 1672 dan wafat pada tanggal 16 September 1714. La Patau adalah Mangkau (Raja) Bone XVI yang menjabat pada tahun 1696-1714.

Ia menggantikan Arung Palakka. Gelaran nama panjang La Patau adalah La Patau Matanna Tikka, Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe ri Nagauleng.

La Patau juga adalah Raja (Datu) Soppeng XVIII dan Ranreng Tuwa (Wajo) XVII dan mewarisi Arung Ugi dan Arung Timurung serta Ranreng Tuwa dari ayahandanya La Pakokoe dan Arung Palakka dari ibundanya.



MAULID. Ketua Perwira LPMT Andi Muhammad Sapri Pamulu PhD saat memberikan sambutan dalam Acara maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Masjid Mursyidul Awwam, Desa Nagauleng, Kec Cenrana, Kabupaten Bone, Minggu (15/9/2024). Kegiatan ini dalam rangkaian Haul ke-310 La Patau Matanna Tikka. (dok perwira LPMT)

Neneknya adalah Sitti Hadijah I Dasale Arung Pugi Paddanreng Tuwa XV. Sedangkan kakeknya adalah La Maddaremmeng Opunna PakokoE Arung Timurung Arung Palakka, yang tak lain adalah Raja / Mangkau Bone XIII (1631-1644).

Selain sebagai Raja, La Patau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam yang ketat di Sulawesi Selatan.

Ia juga memiliki peran utama yang menjadi simpul dalam gerakan Sompunglolo-Sempugi atau penyatuan genealogis antar bangsawan Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan pada abad ke-18.

Nyaris semua tokoh atau elite di Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat sekarang ini adalah keturunan atau wija dari La Patau. (*)