MAKASSAR, UNHAS.TV - Seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di Malaysia tekah dideportasi setelah mengeritik pemerintah Kamboja melalui komentar di media sosial. Pengusiran ini atas permintaan resmi pemerintah Kamboja ke Malaysia.
Nuon Toeun (36 tahun) telah bertahun-tahun bekerja di Malaysia. Namun, atas permintaan negaara tetangga, Malaysia menangkap Nuon sejak pekan lalu, kemudian diterbangkan ke Kamboja.
Pengusiran ini mendapat tanggapan protes dari sejumlah lembaga hak asasi manusia. Mereka menilai kerja sama antarnegara ASEAN yang memudahkan pengusiran kepada pihak yang kritis, dinilai sangat merugikan keberlangsungan iklim demokrasi. Mereka, yang misalnya, diusir kembali ke Vietnam, Laos, Kamboja, dan China, tidak akan memiliki kepastian keamanan karena bisa saja berujung kematian.
Human Rights Watch yang berbasis di New York, Amerika Serikat, mendesak kepada sejumlah pemerintah negara-negara ASEAN untuk lebih peka mengenai isu hak asasi manusia, khususnya kebebasan berpendapat.
Pihak resmi Kamboja menyebutkan, Nuon Toeun telah berada di penjara Prey Sar di Kota Phnom Penh. Nuon kemungkinan akan menjalani hukuman 5 tahun penjara dan denda uang.
Pemerintah Kamboja menjadi sangat peka terhadap kritik sejak Mech Dara, seorang wartawan penyelidik, melaporkan kasus korupsi dan penipuan online. Kasus ini mendapat perhatian publik, bahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat memberikan penghargaan kepada Mech Dara.
Sebaliknya, pemerintah Kamboja yang dikendalikan oleh Partai Rakyat Kamboja merasa tersinggung atas laporan itu karena dinilai mencemarkan nama baik pemerintah Kamboja yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Manet.(*)