MAKASSAR, UNHAS.TV - Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla, tampil sebagai pembicara kunci pada acara Sarasehan Ekonomi Batch I, Jalan Baru Ekonomi Indonesia: Evaluasi dan Rekonstruksi Strategi Pembangunan Indonesia.
Sarasehan yang diselenggarakan Ikatan Alumni Ilmu Ekonomi (IAIE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu dibuka Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc di Arsjad Rasjid Lecture, Kampus Unhas, Tamalanrea, MakassarSenin (15/12/2025).
Sejumlah ekonom senior dari Unhas dan alumni Unhas tampil sebagai pembicara dan penanggap. Mereka antara lain Prof Hamid Paddu, Taslim Arifin MA, Abdul Madjid Sallatu MA, Prof Marsuki, dan Prof Anas Iswanto Anwar. Dekan Fisip Unhas Prof Sukri juga tampak sebagai penanggap.
Ketua IKA IAIE periode 2025-2029 Dr Eka Sastra SE MSi menyebut sarasehan ini bertujuan untuk menampung sejumlah masukan mengenai arah baru perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian menuju 2026. Pikiran-pikiran dari pakar ekonomi ini, kata Eka Sastra, diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pemangku kepentingan.
"Kalau saya datang ke Unhas, saya teringat 65 tahun lalu. Saya masuk ekonomi tahun 60-an. Kalau saya lihat di sini, belum ada yang lahir ketika saya masuk ekonomi, tapi di Baraya, bukan di sini," ujar Jusuf Kalla membuka pidatonya.
"Saya lulus tahun 1967, berarti tujuh tahun. Kenapa lama, karena saya hampir satu tahun prei (cuti) dan berubah waktu belajar. Kedua, mungkin saya terlalu sibuk: ketua senat, ketua HMI, ketua dewan, macam-macam. Sambil itu, saya juga bekerja di kantor Bapak saya," katanya.
Jusuf Kalla menegaskan cerita itu untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa Unhas yang hadir di acara tersebut agar tidak semata fokus pada kuliah lalu mengabaikan kegiatan lain yang juga mengasah potensi mahasiswa.
Kalla yang semasa mahasiswa pernah menjadi asisten dosen mendampingi Mohammad Hatta (mantan Wakil Presiden RI) mengatakan ada dua jenis kepintaran di kampus: ilmu pengetahuan dan pengalaman,.
Dua jenis kepintaran ini punya keunggulannya masing-masing. Khusus pengalaman, mengarahkan peraihnya belajar kepemimpinan sekaligus mengasah naluri berpikir kritis dan memecahkan masalah, menumbuhkan keberanian, dan membentuk karakter percaya diri.
Jenis kepintaran bidang pengalaman inilah yang kemudian banyak diterapkan JK di masa depannya. Jusuf Kalla bercerita, ia pernah "diancam" oleh ayahnya bahwa ia tidak boleh menikah kalau tidak sarjana sehingga mau tidak mau ia harus segera menyelesaikan skripsinya.
Jusuf Kalla pun memuji mutu luaran Unhas terutama yang berlatarbelakang keteknikan. Jusuf Kalla pernah membuktikan ketika perusahaannya berniat membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan mayoritas insinyurnya alumni Unhas.
Pada saat bersamaan muncul pesimisme dari kalangan luar mengenai kemampuan alumni Unhas. "Nyatanya bisa. Bagus juga hasilnya. Kenapa? Karena sarjananya punya keberanian dan percaya diri," ujar Jusuf Kalla.
Prof Jamaluddin Jompa mengucapkan terima kasih secara khusus atas kesediaan Jusuf Kalla ke Unhas di sela-sela tugas Jusuf Kalla yang sangat padat. Prof Jamaluddin Jompa tak lupa memaparkan sejumlah capaian Unhas termasuk keandalan mahasiswa Unhas yang berhasil mempertahankan posisi juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2024 dan 2025.(*)
IAIE - Jusuf Kalla hadir sebagai pembicara kunci pada sarasehan ekonomi yang dilaksanakan IAIE Unhas, Senin (15/12/2025).








