Karir
News

Selalu Overthinking Saat Hadapi Wawancara Loker, Ini Tips Manager Pertamina untuk Gen Z?

UNHAS.TV - Di balik persaingan ketat dunia kerja, generasi muda kerap dihadapkan pada tantangan mental yang tak kalah berat. Salah satunya adalah kecenderungan untuk overthinking atau berpikir berlebihan.

Isu tersebut muncul dalam sesi wawancara eksklusif bersama Manager HC Services PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Abimanyu Suryadi, yang berlangsung di GOR JK Arenatorium.

Dalam kesempatan itu, Abimanyu menekankan bahwa overthinking menjadi hambatan utama bagi banyak pencari kerja dari kalangan Generasi Z (Gen Z).

“Jumlah karyawan Gen Z di Pertamina cukup banyak. Bahkan saya punya anak dengan karakteristik generasi ini. Tantangan terbesar mereka adalah terlalu banyak berpikir, terlalu lama mempertimbangkan, sampai akhirnya tidak berani mengambil keputusan,” ujarnya.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Abimanyu menawarkan pendekatan yang sederhana tetapi mendalam: belajar filosofi Stoikisme.

Menurutnya, Stoikisme mengajarkan bagaimana seseorang bisa mengendalikan diri, membedakan hal-hal yang berada di bawah kendali pribadi dengan hal-hal yang tidak bisa diubah.

“Stoikisme itu tentang menerima. Jangan habiskan energi pada hal-hal di luar kendali. Fokus pada apa yang bisa kita lakukan, sekarang, di sini,” kata Abimanyu.

Ia menambahkan, prinsip ini sangat relevan untuk anak muda yang sering merasa cemas dengan masa depan atau menunda-nunda keputusan karena takut salah.

Bagi Abimanyu, filosofi ini bukan sekadar teori, tetapi strategi praktis yang dapat membantu mahasiswa maupun pencari kerja membangun ketenangan mental. “Kalau bisa menguasai ini, Gen Z akan lebih siap menghadapi dunia kerja yang penuh tekanan,” ucapnya.

Gen Z dan Dunia Kerja

Gen Z—yang lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012—kini mulai mendominasi populasi pencari kerja di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 27 persen tenaga kerja Indonesia berasal dari kelompok usia muda ini.

Namun, mereka juga kerap dilabeli sebagai generasi yang rentan stres, mudah cemas, dan sering menunda keputusan penting.

“Fenomena overthinking ini nyata sekali. Banyak anak muda pintar, kreatif, tetapi karena terlalu lama menimbang-nimbang, kesempatan yang ada malah hilang,” ujar Abimanyu.

Ia menegaskan bahwa perusahaan besar seperti Pertamina membutuhkan generasi muda yang berani mengambil keputusan, bukan hanya yang pandai berteori.

Melalui wawancara ini, Abimanyu berharap pesan sederhana namun kuat ini sampai ke telinga mahasiswa, terutama mereka yang akan segera memasuki dunia kerja.

“Belajarlah untuk menenangkan pikiran. Jangan biarkan kecemasan mengambil alih. Dunia kerja itu keras, tapi dengan mental yang siap, semuanya bisa dihadapi,” pungkasnya.

Stoikisme dan Karier Modern

Stoikisme, merupakan filsafat kuno yang lahir di Yunani abad ke-3 SM, semakin populer di era modern, terutama di kalangan profesional muda.

Prinsip utamanya adalah fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, menerima kenyataan dengan tenang, serta tidak terjebak pada emosi negatif.

Tokoh-tokoh Stoik seperti Marcus Aurelius dan Epictetus banyak dikutip dalam literatur manajemen dan psikologi modern. Misalnya, kutipan terkenal Aurelius: “You have power over your mind, not outside events. Realize this, and you will find strength.”

Bagi Gen Z yang hidup dalam dunia serba cepat, penuh distraksi digital, dan tekanan ekspektasi, Stoikisme menawarkan pegangan praktis.

Dengan menerapkan prinsip ini, mereka bisa lebih fokus, produktif, dan tenang dalam menghadapi persaingan global.

(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)