MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) yang menjadi tuan rumah ke-38 Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) meluncurkan maskot dan logo Pimnas ke-38 di Arsjad Rasjid Lecture Theater. Kampus Tamalanrea, Makassar, Jumat (11/7/2025) siang.

Peluncuran dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Prof apt I Ketut Adnyana MSi PhD, Ketua Dewan Profesor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Andi Pangerang Moenta SH MH DFM, Ketua Senat Akademik Unhas Prof Dr drg Bahruddin Talib MKes SpPros (K), sejumlah petinggi Unhas, perwakilan perguruan tinggi di Sulawesi Selatan, dan ratusan mahasiswa Unhas. 

Prof Ruslin menegaskan, sebagai tuan rumah, ini bukan hal mudah karena ini ajang bergengsi. "Namun, kami terus menyiapkan diri bahkan sejak 2023. Pak Rektor sudah berpesan agar berhasil sebagai tuan rumah dan Piala Adikarta tidak boleh lepas dari Unhas," ujar Prof Ruslin, Ketua Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-38 tahun 2025

Prof apt I Ketut Adnyana MSi PhD mengucapkan selamat kepada Unhas sebagai juara ke-37 Pimnas. Menurutnya, pihak Kemdiktisaintek sangat mendukung kegiatan yang mengedepankan inovasi dan riset seperti semangat pada Pimnas.

"Semakin maju inovasi dan riset suatu bangsa maka semakin tinggi kemakmuran bangsa itu, sebaliknya juga demikian. Kemdiktisaintek sangat mendukung kegiatan progresif dan inovatif seperti ini. Saya yakin di Pimnas ini akan muncul ide-ide out of the box dan karena itu saya minta reviewer untuk memperhitungkan ide tersebut walau terlihat masih musykil," ujarnya.

Pada kegiatan itu, Unhas memperkenalkan logo dan maskot yang sarat dengan ikon-ikon yang berhubungan dengan Sulawesi Selatan, seperti sarung, Monumen Mandala, layar perahu Phinisi, tenun sarung, dan ayam jantan.

Logo ini dirancang sebagai perpaduan simbol kebudayaan Sulawesi Selatan, Unhas, dan semangat inovasi mahasiswa. Desain logo menggabungkan elemen geometris dinamis, warna kontras, dan ikon lokal yang mencerminkan perpaduan antara tradisi dan modernitas.(*)