Ekonomi

Pemerintah Tunjuk Bahlil Lahadalia Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

SATGAS - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahdil Lahadalia (kiri) dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (foto; Sekkab)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Bahdil Lahadalia, Siti Nurbaya Bakar, dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua dan wakil ketua Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Penunjukan tersebut tertuang pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 19 April 2024, sebagaimana dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia pada Kamis (25/4/2024).

Penunjukan mereka di satgas itu dalam kapasitas sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pembentukan Satgas ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) serta arahan Presiden Jokowi dalam Rapat Internal tentang Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol pada tanggal 12 Desember 2023 lalu.

Adapun tugas Satgas ini adalah:

  1. menginventarisasi dan mengidentifikasi permasalahan serta pengumpulan data dan dokumen yang diperlukan dalam rangka percepatan swasembada gula dan bioetanol;
  2. memfasilitasi ketersediaan lahan yang sesuai dengan komoditas tebu;
  3. mengoordinasikan penyelesaian administrasi pertanahan atas tanah yang diperoleh melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan dan/atau mekanisme pengadaan tanah;
  4. memfasilitasi pelaku usaha dalam pemenuhan persyaratan dasar dan perizinan berusaha untuk percepatan pembangunan dan pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri;
  5. memfasilitasi pemberian fasilitas investasi yang dibutuhkan pelaku usaha untuk percepatan pembangunan dan pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri beserta sarana dan prasarana penunjang;
  6. melakukan koordinasi dan sinergi antarkementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam rangka percepatan pemberian perizinan berusaha dan pemberian fasilitas investasi yang dibutuhkan pelaku usaha untuk percepatan pembangunan dan pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri beserta sarana dan prasarana penunjang; dan
  7. memfasilitasi kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam melakukan pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar lokasi perkebunan tebu terintegrasi dengan industri.(amir pr)