Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Pendidikan

Peneliti Unhas dan AIC Bahas Project Penguatan Penelitian Sulawesi

Arif Usman14 Mar, 2024
PENGUATAN PENELITIAN. Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan Australia-Indonesia Centre (AIC) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Laboratorium AIC Unhas (Ex Dekanat FT Unhas, Lt.2), Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (13/3/2024). (dok humas unhas)

MAKASSAR, UNHAS.TV – Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan Australia-Indonesia Centre (AIC) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Laboratorium AIC Unhas (Ex Dekanat FT Unhas, Lt.2), Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (13/3/2024).

Kegiatan tersebut diinisiasi Program Partnership of Australia-Indonesia on Research (PAIR) Sulawesi yang merupakan program penguatan kerjasama Unhas dengan AIC. FGD ini bertujuan sebagai ruang diskusi sekaligus membahas project pengembangan dan penguatan penelitian.

Hadir dalam kegiatan Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Prof Dr Eng Adi Maulana ST MPhil serta para peneliti Unhas yang terlibat dalam program PAIR.

Sementara itu peneliti yang mewakili AIC adalah AIC Executive Director Melbourne Dr Eugene Sebastian, AIC Chief Operating Officer Helen Fletcher Kennedy, dan PAIR Program Manager Marlene Millott.

Saat membuka kegiatan, Prof JJ –sapaan Prof Jamaluddin Jompa, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan penyelenggaraan FGD.

Prof JJ berharap kegiatan ini sebagai media untuk mendiskusikan upaya strategis dan relevan antara Unhas dan AIC untuk mendorong pembangunan Sulawesi dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Kita harus optimistis apa yang kita lakukan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat. Melalui kolaborasi yang kuat, akan hadir projek penelitian masa depan yang sejalan dan dibutuhkan untuk mendorong penguatan pada berbagai sektor,” jelas Prof JJ.

Pada kesempatan tersebut, Prof JJ juga memberikan pandangannya mengenai kondisi masyarakat pesisir dan rekomendasi kebijakan yang bisa diberikan.

Ia menuturkan, ada beberapa kebijakan yang bisa diberikan untuk melakukan pemerataan kepada masyarakat pesisir, seperti pengentasan kemiskinan struktural, pemberdayaan sosial melalui pelatihan, peningkatan kapasitas, hingga menginvestasikan anggaran pemerintah untuk proyek kesehatan, pendidikan, listrik dan air bersih untuk pulau-pulau terpencil.

Secara umum, FGD ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai tantangan yang dihadapi Sulawesi dalam berbagai sektor seperti kondisi masyarakat pesisir hingga masalah lingkungan lainnya.

Tidak hanya itu, juga dibahas bersama project pengembangan penelitian yang akan dilakukan Unhas dan AIC, sekaligus peluang penguatan penelitian hingga mendiskusikan bersama hasil penelitian interdisipliner dan terapan PAIR yang dilakukan. (*)