MAKASSAR, UNHAS.TV - Baek Se-hee, penulis memoir terlaris "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki" wafat dalam usia 35 tahun. Namun, tidak ada rincian lengkap mengenai penyebab kematian sastrawan tersebut, hanya sedikit keterangan dari saudara perempuannya.
Sejumlah penggemarnya mengirim ucapan duka atas kematiannya melalui akun Instagram @_baeksehee. "Semoga jiwanya beristirahat dalam damai," tulis akun @mtree_no1.
Buku "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki" merupakan salah satu karyanya yang terlaris sejak diterbitkan pada 2018 silam. Atas tanggapan yang sangat positif, Baek Se-hee kembali menerbitkan lanjutan dari bukunya pada Juni 2024 dengan judul yang hampir mirip: "I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki".
"I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki" bercerita mengenai bagaimana si penulis berupaya menghilangkan stigma seputar penyakit mental yang banyak diidap warga Korea Selatan.
Buku jilid kedua bajkan sudah dicetak hingga 600 ribu eksemplar di Korea Selatan dan diterjemahkan di lebih dari 25 negara, termasuk Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, Belgia, dan Polandia.
Selain menulis "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki", Baek Se-hee juga menulis antara lain "Cinta dan Kebebasan, Seperti Apa Pun," "Aku Ingin Menulis, Aku Tidak Ingin Menulis," "Hatiku Seperti Sinar Matahari Musim Panas," dan "Kehendak Barcelona."
Beredar kabar, Baek Se-hee meninggalkan pesan agar organ tubuhnya seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjalnya didonorkan ke Badan Sumbangan Organ Korea, Beauties, untuk lima pasien yang membutuhkan organ itu.(*)