Internasional

Perang Tarif AS dengan Mitra Dagang, Berdampak terhadap UMKM

UNHAS.TV - Perang tarif yang terjadi antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya tidak hanya mengguncang pasar saham di Wall Street, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Ketidakpastian kebijakan tarif yang berubah dengan cepat membuat pelaku usaha kecil semakin tertekan dalam menjalankan bisnis mereka.

Salah satu kekhawatiran utama UMKM bukan hanya besarnya tarif impor yang dikenakan, tetapi juga ketidakstabilan aturan yang dapat berubah dalam hitungan hari.

Situasi ini membuat banyak pelaku usaha sulit merencanakan strategi bisnis jangka panjang, terutama bagi mereka yang bergantung pada bahan baku atau produk impor.

Dikutip dari VOA, keadaan ini memicu ketidakpastian dalam dunia usaha dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi sektor UMKM.

Mike Hartkop, pemilik kedai kopi Solar Roast Coffee di Amerika Serikat, turut merasakan dampak dari perang tarif ini. Ia mengeluhkan lonjakan harga bahan baku impor, yang menyebabkan kenaikan biaya produksi dan berkurangnya keuntungan.

"Kami menghadapi tantangan besar dalam mengatur anggaran. Setiap kali tarif naik, kami harus menyesuaikan harga jual, yang tentu berpengaruh terhadap daya beli pelanggan," ujarnya.

Menurut laporan Small Business Administration (SBA), lebih dari 30 juta UMKM di AS turut terdampak oleh kebijakan perdagangan yang tidak stabil ini.

Bagi bisnis kecil yang mengandalkan rantai pasokan global, perang tarif menciptakan tekanan besar dalam hal harga dan persaingan di pasar domestik. Tidak sedikit dari mereka yang harus mencari alternatif pemasok atau bahkan mengurangi skala produksi untuk tetap bertahan.

Di sisi lain, para ekonom berpendapat bahwa kebijakan tarif yang berubah-ubah dapat menghambat investasi dan inovasi di sektor UMKM.

Tanpa kepastian regulasi, para pelaku usaha akan cenderung menahan ekspansi bisnis mereka dan memilih strategi bertahan.

Hal ini dapat berdampak pada penurunan jumlah lapangan kerja, mengingat UMKM merupakan salah satu penyumbang terbesar tenaga kerja di Amerika Serikat.

Dengan kondisi yang semakin tidak menentu, para pelaku UMKM berharap adanya kebijakan yang lebih stabil dan transparan dari pemerintah. Mereka menginginkan regulasi yang lebih jelas agar dapat menyesuaikan strategi bisnis dengan lebih baik.

Sementara itu, berbagai asosiasi bisnis terus mendorong adanya dialog antara pemerintah dan pelaku usaha guna mencari solusi terbaik dalam menghadapi dampak perang tarif yang berkepanjangan. (*)