Kesehatan

Perempuan Rentan Obesitas, Ini Faktornya

MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin bersama Unicef, Geneva Institute, dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan memperingati Hari Obesitas Sedunia 2025 melalui seminar bertema "Changing System, Healthier Lives".

Pada seminar ini terungkap bahwa perempuan memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding laki-laki, salah satunya karena faktor fisiologis dan minimnya akses terhadap fasilitas olahraga yang aman dan setara.

Seminar yang diselenggarakan di Auditorium Prof Andi Amiruddin Fakultas Kedokteran, Kampus Tamalanrea, ini dihadiri Direktur Geneva Institute Surahman Said MPh, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Dr dr M Ishaq Iskandar MKes MM MH, dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas Prof DR Muhammad Nasrum Massi PhD SpMK.

Nutrition Officer Unicef Indonesia Nike Frans MPh menyampaikan bahwa perempuan lebih rentan dengan obesitas karena perempuan memiliki massa lemak yang lebih tinggi dibanding laku-laki.

"Secara fisiologis memang perempuan memiliki massa lemak yang lebih tinggi daripada laki-laki. Nah, itu salah satu alasannya karena penempuan memang disiapkan untuk kelak memelihara anak atau menjaga janin hingga lahir. Tapi, perlu juga dicari faktor lainnya, misalnya apakah karena ada banyak cabang olahraga yang bisa diikuti laki-laki dibanding perempuan. Dan. apakah juga selama ini lingkungan sekitar itu  mendukung perempuan melakukan aktivitas fisik. Contohnya, apakah ada fasilitas yang aman untuk diakses oleh semua jenis kelamin?" tanyanya.

Kegiatan ini tidak hanya diikuti mahasiswa Unhas tetapi juga mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Makassar, STIKES NANI Makassar, Universitas Megarezky Makassar, Stikes Salewangan Maros, Poltekkes Kemenkes Makassar.

Obesitas tidak secara inheren lebih rentan pada perempuan, tetapi ada faktor biologis, sosial, dan lingkungan yang membuat perempuan lebih berisiko. Secara biologis, hormon seperti estrogen dapat memengaruhi distribusi lemak tubuh, terutama pada masa pubertas, kehamilan, atau menopause. 

Kehamilan juga sering menyebabkan kenaikan berat badan yang sulit hilang. Secara sosial, perempuan sering menghadapi tekanan peran seperti mengurus rumah tangga, yang dapat membatasi waktu untuk olahraga atau makan sehat. Stres emosional dan pola makan tidak teratur juga lebih umum dialami perempuan, berkontribusi pada kenaikan.(*)

Zahra Tsabitha Sucheng & Rahma Humairah (Unhas TV)