Program
Unhas Figure

Perjalanan Dokter Andi Afdal, Sisihkan 1 Semester untuk Organisasi kini Direktur BPJS Kesehatan




Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum BPJS Kesehatan Dr dr Andi Afdal MBA AAK (kiri). (dok unhas.tv)


Setelah menyelesaikan studi ilmu kedokteran, ia memilih jalur yang berbeda dari kebanyakan rekan sejawatnya. Ia bergabung dengan PT Pelni, sebuah perusahaan pelat merah di bidang transportasi laut, sebagai dokter kapal selama satu tahun.

Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam mengenai interaksi sosial dan budaya yang beragam. Di atas kapal, ia banyak menemukan pertemuan budaya dan karakter dari masyarakat Indonesia. Dari karakter orang Sumatera hingga Papua.

“Saya pernah setahun menjadi dokter di kapal Pelni. Pengalaman yang luar biasa di sana. Menemukan seluruh karakter dan budaya orang Indonesia dari berbagai daerah," ujarnya.

"Lalu tahun 2000 hingga 2002, saya mengabdi sebagai dokter di puskesmas sebelum akhirnya menikah dan melanjutkan karier di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga saat ini di BPJS Kesehatan,” tuturnya.

Dalam kurun waktu dua tahun, pria kelahiran 11 Mei 1973 ini naik jabatan menjadi Asisten Manajer, kemudian dipercaya menjadi Kepala Cabang.

Ia bahkan sempat ditawari menjadi dosen kedokteran, tetapi memilih jalur struktural dan manajerial sebagai prioritas kariernya.

Kini, sebagai Direktur SDM BPJS Kesehatan, Andi Afdal memiliki pengalaman luas dalam proses rekrutmen pegawai.

Ia mengungkapkan bahwa akademik bukan satu-satunya indikator dalam menilai calon pegawai. Pengalaman organisasi menjadi tolok ukurnya. Sebab, di sini ada kemampuan manajerial dan kerja sama tim.

“Beberapa kali saya bertemu dengan kandidat IPK 4.0, tetapi mereka tidak memiliki pengalaman organisasi. Saya justru lebih berhati-hati dalam merekrut orang yang terlalu pintar tetapi kurang fleksibel dalam bekerja sama,” ujarnya.

Menurutnya, kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada kecerdasan akademik, tetapi juga kombinasi antara kemampuan (knowledge, skill, attitude) dan motivasi yang kuat.


Menulis sebagai Warisan Pemikiran

>> Baca Selanjutnya