Lingkungan
Nasional

PPSDM KLH/BPLH Gelar Rapat Koordinasi dan Konsultasi Nasional: Mengokohkan SDM Lingkungan Hidup yang Kompeten dan Kolaboratif

PSLH

SERPONG,UNHAS.TV — Dalam semangat memperkuat fondasi sumber daya manusia di bidang lingkungan hidup, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (PPSDM KLH/BPLH) menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Nasional selama tiga hari penuh, dari 15 hingga 17 April 2025 di Serpong, Banten. Kegiatan ini menjadi ajang strategis bagi para pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia untuk duduk bersama, merumuskan arah, dan menyelaraskan langkah pengembangan kompetensi SDM di sektor lingkungan hidup.

Tahun 2025 menjadi momen penting dalam lanskap pembangunan nasional yang semakin menuntut kesiapan SDM, tidak hanya dari sisi pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan kolaborasi dan tanggung jawab ekologis. Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen pengantar kegiatan, pengembangan SDM harus dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Lima domain utama menjadi fokus, yaitu profesionalitas, daya saing, kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, dan kerja sama. Semua itu dirancang untuk menjawab tantangan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui evaluasi kinerja yang lebih terukur dan berdampak.

Merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlindungan lingkungan merupakan proses sistematis dan terintegrasi demi menjaga kelestarian fungsi alam serta mencegah pencemaran dan kerusakan. Namun, dalam praktiknya, pengembangan standar kompetensi SDM—baik untuk aparatur maupun non-aparatur—masih didominasi oleh pendekatan yang berfokus pada aspek pengendalian dan pengawasan. Di sinilah spektrum baru diperlukan: penguatan kapasitas yang lebih luas dan mendalam, guna menopang sistem perlindungan lingkungan yang benar-benar berkelanjutan.

Prof. Dr. Anwar Daud, Ketua Badan Koordinasi Program Studi Lingkungan se-Indonesia (BK PSL), yang hadir memberikan pandangan dalam sesi pembukaan, menegaskan urgensi dan nilai strategis kegiatan ini.

“Kami melihat rapat koordinasi teknis tahun ini sebagai upaya untuk membangun sinergi konkret dalam pengembangan dan penilaian kompetensi SDM, baik dari kalangan aparatur maupun non-aparatur. Tujuannya adalah untuk memperkuat peran PPSDM sebagai Learning Center dan sekaligus Assessment Center dalam bidang lingkungan hidup. Ini bukan hanya tentang pelatihan, tetapi juga tentang menciptakan kultur belajar yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif,” ujar Prof. Anwar dengan penuh keyakinan.

Selama tiga hari pelaksanaan, forum ini menghadirkan berbagai sesi diskusi interaktif, pemaparan hasil evaluasi program pelatihan terdahulu, serta penajaman rencana kerja strategis PPSDM KLH/BPLH  dalam menghadapi tantangan lingkungan ke depan. Peserta berasal dari berbagai unit pelaksana teknis, lembaga pendidikan, serta mitra pembangunan yang bergerak di bidang konservasi, pengawasan lingkungan, hingga perubahan iklim.

Dengan semangat kebersamaan, PPSDM KLH/BPLH berharap agenda ini tidak hanya menjadi ajang koordinasi biasa, melainkan pijakan awal menuju transformasi sistem pengembangan SDM yang lebih proaktif, terintegrasi, dan menjawab kebutuhan zaman. Serpong pun menjadi saksi bisu bagaimana langkah-langkah kecil, jika ditenun dengan strategi yang cermat dan niat tulus, dapat membuka jalan bagi perubahan besar dalam tata kelola lingkungan hidup di Indonesia.

Prof. Dr. Anwar Daud dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Hasanuddin, dijadwalkan membawakan materi bertajuk “Pengembangan Industri 6.0: The Future of Green Transformation” pada tanggal 23 April 2025. di PSLH-Unhas. Credit: Dokumen Pribadi.
Prof. Dr. Anwar Daud dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Hasanuddin, dijadwalkan membawakan materi bertajuk “Pengembangan Industri 6.0: The Future of Green Transformation” pada tanggal 23 April 2025. di PSLH-Unhas. Credit: Dokumen Pribadi.


Dari Serpong, Menuju Revolusi Hijau

Menjelang penutupan kegiatan, suasana aula Hotel Serpong terasa berbeda. Bukan karena kelelahan, melainkan karena tumbuhnya benih harapan. Setiap peserta membawa pulang lebih dari sekadar sertifikat; mereka pulang membawa semangat baru untuk menjadi bagian dari perubahan.

“Kalau bukan kita yang membela bumi, siapa lagi?” ucap seorang peserta muda dari Ternate saat sesi refleksi malam terakhir.

Mungkin benar, bahwa perubahan besar berawal dari forum-forum kecil seperti ini. Dari post-it warna-warni dan papan tulis penuh coretan, lahir gagasan yang bisa menyelamatkan hutan, air, dan udara untuk generasi mendatang.

Serpong menjadi saksi, bahwa di tengah krisis, Indonesia belum kehilangan arah. Selama masih ada yang mau belajar, bekerja sama, dan memperjuangkan bumi dengan hati, maka masa depan lingkungan hidup Indonesia masih punya harapan.

Sebagai bagian dari rangkaian konsultasi nasional ini, Prof. Dr. Anwar Daud dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Hasanuddin, juga dijadwalkan membawakan materi bertajuk “Pengembangan Industri 6.0: The Future of Green Transformation” pada tanggal 23 April 2025 di PSLH-Unhas.

Sesi ini akan menggali lebih dalam tentang integrasi inovasi industri dengan isu-isu lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebuah diskusi yang patut diikuti oleh siapa saja yang percaya bahwa masa depan keberlanjutan dimulai dari gagasan lintas disiplin dan aksi nyata.(*)