Internasional

Pria-pria Berjas yang Mengawal Presiden Trump

Trump bersama Secret Service

SUARA tembakan melesat di siang bolong, ketika mantan Presiden Trump berkampanye. Sejumlah pria berjas hitam sigap melindungi Trump yang terlihat berlumuran darah. Trump mengangkat tangan dan berteriak di hadapan publik. Ada yang bilang, dia beteriak “fight.”

Tembakan itu terdengar di rapat umum di Butler, Pennsylvania, tak lama setelah Trump memulai pidatonya. Para pengawal kemudian mengerumuni Trump saat dia merunduk di bawah podium dan petugas bersenjata mengambil posisi di depan panggung.

CNN melaporkan bahwa Trump terluka, namun tidak memberikan rincian lainnya. Tidak jelas bagaimana atau luka apa yang dideritanya. Video yang viral menunjukkan Trump dengan darah di telinga kanan dan sisi kanan wajahnya.

Juru bicara tim kampanye Trump mengatakan Trump baik-baik saja dan dia sedang diperiksa di fasilitas medis setempat. Hal ini diungkapkan reporter CNN di X.

Lokasi kampanye Partai Republik tersebut ditinggalkan dalam keadaan berantakan. Kursi-kursi terjatuh. Pita polisi kuning di sekeliling panggung. Sebuah helikopter terbang di atas dan petugas penegak hukum berjalan melewati area tersebut, menurut tayangan video.

Petugas penegak hukum bersenjata juga terlihat di atap dekat panggung tempat Trump berdiri.

Di negeri Paman Sam. seorang presiden ataupun mantan selalu dijaga dengan ketat. Kemanapun dia bergerak, selalu ada agen secret service yang mengawalnya. Bahkan untuk menghadiri kampanye, semua orang harus mendaftar secara online. Semua harus melalui metal detector dan penjagaan ketat.

Secret Service (SS) dibentuk sejak era Abraham Lincoln pada 14 April 1865. Sayangnya, di hari terbentuknya SS, Abraham Lincoln terbunuh.

Tahun 1901, SS menjadi pasukan pengamanan presiden. Personel SS memiliki semua keahlian seorang pasukan khusus. Mereka menguasai semua jenis senjata, bisa bela diri, dan punya keahlian menjinakkan bom. Bahkan personel SS juga menjadi cikal bakal dari dibentuknya agen intelijen FBI.

Personel SS juga didoktrin untuk siap menangkis peluru yang ditembakkan ke Presiden Amerika Serikat. Mereka memilih mati ketimbang gagal. Namun sejak terbentuk lebih 100 tahun lalu, hanya satu anggota SS yang tewas akibat melindungi presiden.

Peristiwa ini terjadi pada 1 November 1950, saat dua warga Puerto Rico menyerbu kediaman Presiden Harry Truman. Agen Leslie Coffelt tertembak tiga kali di dada dan perut.

Namun, cerita SS tidak selalu keberhasilan. Kegagalan Secret Service terbesar adalah saat gagal melindungi Presiden John F. Kennedy yang tewas terbunuh pada 22 November 1963.

William Manchester, dalam bukunya berjudul The Death of the President tahun 1967 mengungkapkan bahwa sembilan agen SS minum-minum di tengah malam, sehari sebelum peristiwa itu terjadi. Seorang agen bahkan keluar minum hingga pukul 5 pagi. Kegagalan melindungi Kennedy itu menjadi trauma yang tidak boleh terulang.

Kini, semua agen SS mesti punya fisik prima dan konsentrasi penuh untuk menjaga presiden. Mereka sangat terlatih dan siap mengantisipasi jika ada pihak yang hendak mencelakai presiden.

Pengamanan untuk Presiden AS adalah pengamanan paling ketat sedunia. Jika Presiden AS hendak keluar negeri, SS akan tiba tiga bulan sebelumnya di lokasi. Mereka berkoordinasi dengan militer setempat, membuat standar pengamanan, menjaga hotel, dan membawa unit K-9 Secret Service yakni pasukan anjing.

Saat Presiden AS terbang dengan pesawat Air Force One, di sekeliling pesawat itu, akan ada enam pesawat yang mengawalnya. Ada pesawat yang membawa helikopter, kargo untuk limousin presiden dan hal-hal yang lain. Dalam proses ini setidaknya ada ribuan orang yang dilibatkan. Semua itu hanya untuk keselamatan satu orang saja yakni presiden AS.

Bahkan kemanapun pergi, SS selalu membawa pasukan koki atau juru masak untuk presiden. Mereka selalu melayani Presiden AS di White House sehingga mereka tahu selera presiden dan keluarganya.

Para koki ini berbelanja di pasar lokal, menguji sendiri makanan itu agar bersih dari racun, serta menghidangkannya tepat di hadapan presiden. Mereka bekerja dengan standar yang ketat untuk memastikan presidennya tetap aman dan baik-baik saja.

Semua agen SS ini tahu bahwa mereka tidak sekadar mengamankan Presiden AS, tetapi juga sedang mengawal sejarah. Semua yang dilakukan presidennya adalah sejarah. Jika suatu saat mereka gagal, maka mereka telah mewariskan sejarah yang buruk.

Wajar saja jika ada yang mengatakan, seorang Presiden AS adalah manusia paling aman di dunia. Sebab semua standar pengamanan dijalankan dengan prosedur paling ketat. Mereka mengantisipasi para teroris, perusuh, dan mereka yang berniat jahat.

Benarkah paling aman?

Peristiwa penembakan itu akan menjadi noktah sejarah. Doktrin Secret Service adalah zero mistake. Dia tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun. Tertembaknya Trump adalah bukti dari seketat apapun tembok pengamanan, selalu ada celah untuk menembusnya.

Dalam satu serial dockumenter berjudul “JFK: One Day in America,” yang dibuat National Geographic, terdapat banyak kesaksian dari anggota Secret Service yang masih trauma setelah puluhan tahun peristiwa terbunuhnya Kennedy berlalu. Mereka memendam rasa bersalah yang tak ada habisnya sebab gagal menjaga keselamatan Sang Presiden.

Namun ada pihak yang mengeluarkan teori konspirasi kalau aksi penembakan itu terkait dengan kian dekatnya pemilihan Presiden Amerika, di mana polling sementara menunjukkan Biden dan Trump sama kuat.

Hasil polling Reuters bahkan menunjukkan posisi keduanya imbang. Biden telah menghadapi penolakan dari dalam partainya sendiri menyusul kinerja debat yang buruk melawan Trump sekitar dua minggu lalu.

Trump, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2017-2021, dengan mudah mengalahkan para pesaingnya untuk nominasi Partai Republik. Dia telah menyatukan partai yang sempat goyah setelah para pendukungnya menyerang Gedung Capitol pada 6 Januari 2021.

Seperti apa kisah selanjutnya. Kita tunggu bagaimana Paman Sam memberi reaksi setelah sebelumnya ''bersusah hati, air matanya berlinang.'