MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc mengawali pidatonya pada acara wisuda periode September 2025 dengan mengajak seluruh peserta wisuda mengheningkan cipta untuk korban yang gugur dan terluka pada aksi unjuk rasa.
"Semoga mereka yang berpulang mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Maha Kuasa dan yang terluka segera dipulihkan kesehatannya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan. Mengheningkan cipta dimulai," ujar Prof Jamaluddin Jompa di Baruga AP Pettarani, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (2/9/2025).
Sebagaimana sebelumnya, Wisuda Program Sarjana Terapan, Sarjana, Magister, Doktor, Spesialis, dan Profesi untuk periode September Tahun Akademik 2025/2026 dilaksanakan dalam tiga sesi yang berlangsung selama dua hari, Selasa dan Rabu (2-3/9/2025), di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar.
Pada wisuda kali ini, terdapat 2.487 wisudawan dari berbagai jenjang yang didominasi perempuan yakni 1.604 wisudawan (64,50 persen) dan 833 laki-laki (35,50 persen).
Rektor Unhas menekankan Universitas Hasanuddin adalah rumah kita bersama tempat kita membangun masa depan generasi muda. Unhas juga adalah tempat kita bernaung dalam suatu keluarga besar, almamater yang harus dijaga.
Prof Jamaluddin Jompa juga memuji sikap mahasiswa Unhas saat menyalurkan aspirasinya melalui aksi unjuk rasa di jalan yang berjalan damai, dan simpatik.
"Dan, khusus untuk suasana, situasi saat ini, kita harus memahami bahwa kondisi sosial dan memang sedang diuji. Namun di tengah dinamika itu, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya khusus kepada mahasiswa Universitas Hasanuddin yang mampu menyalurkan aspirasi dengan tertib, damai, tidak anarkis," ujarnya.
"Kita perlu bangga, anak-anak kita, harus kita apresiasi, bahkan dari media nasional bahwa inilah mahasiswa Unhas yang menyalurkan aspirasi dengan tertib, tidak menghalangi lalu lintas, damai, dan tidak anarkis, ucapnya.
Prof Jamaluddin juga menyebutkan telah mengeluarkan maklumat yang berisi tujuh poin berupa penegasan akan pemerintahan yang bersih, penegakan hukum, pemulihan ekonomi, mengutuk tindakan anarkis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, serta imbauan kepada seluruh elemen bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Binneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
Menurut Prof Jamaluddin, Unhas pernah dilekatkan dengan stigma negatif yang sering dikaitkan dengan tindakan anarkis. Stigma itu bahkan berimplikasi kesusahan, kesulitan, kepada alumni Unhas yang sulit mendapatkan pekerjaan.
Prof Jamaluddin menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan CEO perusahaan, seorang purnawirawan jenderal, yang menerima lamaran puluhan mahasiswa Unhas namun belakangan tidak menerima semua pelamar itu karena terjadi perkelahian di kampus.(*)