MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc tampil sebagai pembicara utama seminar nasional yang diselenggarakan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Rabu (22/10/2025), di Ballroom Unhas Hotel and Convention.
Pada seminar bertema "Techno Agro Maritime 5.0: Digital Innovation and Industrial Downstreaming for Sustainable Blue and Green Economy" itu, Prof Jamaluddin menyampaikan materi "Inovasi Digital dan Hilirisasi Industri untuk Ekonomi Biru dan Hijau yang Berkelanjutan."
Prof Jamaluddin mengulas bagaimana transformasi digital dan proses hilirisasi industri dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang ramah lingkungan, baik di darat maupun di laut.
Konsep Ekonomi Biru merupakan pendekatan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara bijak dan bertanggung jawab. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, mengurangi kemiskinan, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil.
Adapun Ekonomi Hijau memiliki prinsip serupa, namun penerapannya lebih berfokus pada pengelolaan sumber daya alam darat. Ekonomi hijau mengedepankan efisiensi sumber daya, pengurangan emisi, serta inovasi ramah lingkungan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi tanpa merusak alam.
"Baik ekonomi biru maupun ekonomi hijau sesungguhnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kesejahteraan dengan tetap menjaga keseimbangan ekologi. Keduanya adalah dua sisi dari satu visi pembangunan berkelanjutan," jelas Prof Jamaluddin.
Prof Jamaluddin menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi biru, antara lain overfishing, polusi laut, perubahan iklim, serta keterbatasan infrastruktur dan teknologi. Sementara dalam ekonomi hijau, isu utama yang muncul adalah keterbatasan sumber daya alam, polusi, serta ketimpangan kapasitas teknologi di berbagai sektor.
Menjawab tantangan tersebut, Prof Jamaluddin menekankan pentingnya inovasi digital. Teknologi digital mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pengelolaan sumber daya. Dalam konteks ekonomi biru, penerapannya dapat berupa sistem monitoring laut, platform perdagangan hasil laut secara daring, hingga aplikasi mobile yang mendukung nelayan dan masyarakat pesisir.
Pada ekonomi hijau, inovasi digital mencakup sistem pemantauan lingkungan, platform perdagangan karbon, dan aplikasi pengelolaan limbah berbasis teknologi.
"Penggunaan teknologi ini tidak hanya meningkatkan efektivitas ekonomi, tetapi juga memperkuat akuntabilitas dan keberlanjutan lingkungan," kata Prof Jamaluddin,
Selain inovasi digital, hilirisasi industri juga menjadi kunci dalam memperkuat perekonomian berkelanjutan. Prof Jamaluddin menekankan bahwa hilirisasi adalah proses penting untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam dan laut, sehingga memberikan manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat lokal.
"Hilirisasi tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. Di sektor kelautan misalnya, pengolahan hasil laut dan pengembangan industri wisata bahari perlu dilakukan secara berkelanjutan," jelasnya.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-37 Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Para peserta hadir dari berbagai instansi pendidikan. Selain rektor Unhas, juga hadir narasumber dari Universitas Gadjah Mada dan beberapa pembicara lainnya.(*)
-300x200.webp)


-300x225.webp)




