MAKASSAR, UNHAS.TV - Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Seminar Nasional bertema “72 Jam Pertama: Psychological First Aid di Penanganan Fase Krisis”.

Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir ke-14 Prodi Psikologi. Seminar berlangsung di Auditorium Prof Ahmad Amiruddin, FK Unhas, Sabtu (22/11/2025).

Ketua Panitia Dwiana Fajriati Dewi SPsi MSc mengatakan peringatan usia ke-14 Prodi Psikologi menjadi momentum untuk menegaskan kesiapan menghadapi berbagai tantangan krisis di masa mendatang.

Menurutnya, perjalanan lebih dari satu dekade itu menunjukkan bahwa dinamika krisis tidak selalu identik dengan kerentanan, melainkan dapat menjadi ruang bertumbuh dan berkembangnya kapasitas individu maupun sosial.

“Krisis yang kita hadapi bisa menjadi kekuatan yang mendorong kita menjadi lebih inovatif dan adaptif,” ujar Dwiana dalam sambutannya.

“Seminar ini dirancang agar peserta memahami cara mengenali dinamika tersebut dan dapat mengubahnya menjadi peluang penguatan diri.”

Ia menambahkan, tema tentang Psychological First Aid dipilih karena relevansinya dalam berbagai situasi bencana, tekanan sosial, maupun kondisi darurat yang memerlukan respons cepat pada 72 jam pertama.

Pendekatan ini, kata dia, diperlukan agar masyarakat dan tenaga pendamping memiliki bekal praktis dalam memberikan dukungan awal sebelum penanganan profesional dilakukan.

Selain memberikan penjelasan mengenai tujuan kegiatan, Dwiana juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan seminar.

Ia menyebut dukungan dari fakultas, program studi, serta seluruh divisi panitia sebagai elemen penting yang memastikan kelancaran acara dari tahap persiapan hingga pelaksanaan.

“Saya berterima kasih kepada semua panitia yang bekerja maksimal untuk merancang dan menyelesaikan rangkaian acara,” tuturnya. Menurutnya, kerja kolektif tersebut menjadi bukti kuatnya solidaritas akademik di lingkungan Psikologi FK Unhas.

Lewat kegiatan ini, panitia berharap pemahaman peserta mengenai Psychological First Aid dapat semakin komprehensif, terutama dalam mengenali tanda-tanda krisis psikologis dan memberikan dukungan awal yang tepat.

Dwiana menegaskan bahwa seminar tidak hanya menjadi ruang transfer pengetahuan, tetapi juga upaya memperkuat kesadaran bahwa setiap krisis menyimpan peluang transformasi diri.

“Semoga kegiatan semacam ini terus menjadi ruang pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat,” kata Dwiana menutup sambutannya. (*)