Lingkungan
News
Pendidikan

Manajemen Risiko Jadi Budaya: Unhas Perkuat Kapasitas Lewat Bimtek Intensif

Pusat Manajemen Risiko Unhas menggelar Bimbingan Teknis Pemahaman Sistem Manajemen Risiko Gelombang VII, di Aula LPMPP Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa (18/11/2025). (dok humas unhas)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Bimbingan Teknis Pemahaman Sistem Manajemen Risiko Gelombang VII, di Aula LPMPP Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa (18/11/2025). 

Sejak pukul 08.30 Wita, para peserta—yang terdiri dari staf administrasi, keuangan, dan pengelola SDM dari berbagai unit—mulai memenuhi ruangan.

Gelaran ini terselenggara melalui Pusat Manajemen Risiko Unhas sebagai upaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia untuk menopang tata kelola perguruan tinggi yang lebih akuntabel dan berkelanjutan.

Kepala Pusat Manajemen Risiko Unhas, Prof Dr Musran Munizu SE MSi MAP, mengatakan bahwa penguatan pemahaman mengenai manajemen risiko kini menjadi kebutuhan mendesak di lingkungan perguruan tinggi.

Menurutnya, seluruh unsur organisasi harus memahami proses manajemen risiko, baik dari sisi konseptual maupun teknis. “Penguatan kapasitas SDM adalah bagian penting dari upaya meningkatkan kualitas tata kelola perguruan tinggi,” ucapnya.

Prof. Musran menjelaskan bahwa penerapan prinsip Governance, Assurance, and Compliance (GAC) harus berjalan selaras untuk memastikan proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program berlangsung akuntabel.

Ia menilai, pemahaman risiko yang ditempatkan sejak tahap perencanaan akan membuat kegiatan yang dirancang lebih presisi dan relevan.

Dalam penjelasannya, ia menekankan bahwa risiko tidak selalu bermakna ancaman. “Pendekatan manajemen risiko membantu setiap unit kerja mengantisipasi gangguan yang memengaruhi pencapaian target. Risiko bukan hanya potensi kerugian, tetapi juga peluang. Dampaknya sangat tergantung pada bagaimana kita mengelolanya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pemahaman yang matang mengenai risiko memungkinkan unit-unit kerja merumuskan langkah mitigasi yang lebih tajam.

Manajemen risiko, kata musran, tidak berhenti pada pemenuhan kewajiban administratif, melainkan harus tumbuh menjadi budaya kerja yang terinternalisasi dalam pola pikir dan pola tindak organisasi.

Unhas belakangan memang tengah mendorong transformasi tata kelola universitas. Melalui rangkaian bimtek yang digelar secara berkelanjutan, Pusat Manajemen Risiko berharap seluruh unit mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan memitigasi risiko dengan pendekatan sistematis.

Upaya ini dinilai krusial untuk memastikan universitas tetap adaptif dalam menghadapi dinamika kebijakan pendidikan tinggi dan persaingan global.

Bimtek Gelombang VII yang berlangsung hingga Rabu (19/11/2025) ini, menghadirkan konsultan manajemen risiko St. Nur Insani SKom, sebagai narasumber. Sebanyak 28 peserta terlibat aktif dalam diskusi, studi kasus, dan sesi pemetaan risiko yang disiapkan panitia.

Bagi Unhas, penguatan budaya risiko menjadi pondasi penting untuk menjaga kualitas tata kelola dan mendorong universitas tetap kompetitif di tengah persaingan perguruan tinggi yang semakin ketat. (*)