Sosial

Pusdis Unhas Jadi Jembatan Cita-Cita Mahasiswa Difabel, Orangtua Sangat Terbantu

MAKASSAR, UNHAS.TV – Pusat Disabilitas (Pusdis) Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi jembatan penting bagi mahasiswa baru difabel dalam mewujudkan cita-cita akademiknya.

Kehadiran unit ini dinilai memberikan kemudahan akses sekaligus dukungan krusial yang berarti besar bagi mahasiswa dan keluarganya.

Hal tersebut disampaikan Hasna, orang tua dari Ashaq Fauzil, mahasiswa baru difabel Fakultas Teknik Unhas angkatan 2025.

Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya Pusdis yang memfasilitasi anaknya untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri terbesar di Kawasan Timur Indonesia tersebut.

“Saya merasa sangat bersyukur karena anak saya bisa masuk kuliah dengan dukungan dari Pusdis Unhas. Kehadiran mereka membuat akses lebih mudah sekaligus memberi dampak positif pada perkembangan anak saya,” ujar Hasna, Jumat (22/8/2025).

Menurut Hasna, sejak bergabung di Unhas, anaknya mengalami perubahan besar. Ashaq yang sebelumnya cenderung tertutup kini lebih terbuka dalam berpikir, bersemangat melanjutkan pendidikan, serta aktif bergaul dengan teman-temannya.

“Anaknya sekarang senang sekolah, lebih percaya diri, dan senang bergaul. Itu tidak lepas dari dukungan yang diberikan Pusdis,” tambahnya.

Hasna juga menuturkan bahwa sepanjang pendidikan anaknya di tingkat SD, SMP, hingga SMK, fasilitas untuk difabel masih sangat terbatas.

Kondisi itu membuatnya semakin menghargai peran Unhas yang kini menyediakan dukungan memadai melalui Pusdis. “Selama sekolah sebelumnya, fasilitasnya kurang. Jadi pengalaman di Unhas sangat berarti bagi anak saya dan kami sekeluarga,” ungkapnya.

Lebih jauh, Hasna berharap anaknya dapat meraih cita-citanya dengan baik selama menempuh pendidikan di Unhas.

Ia juga menilai keberadaan Pusdis bukan sekadar membantu akses fisik, melainkan turut mendorong interaksi sosial yang lebih inklusif. “Harapan saya, anak saya bisa sukses kuliah, tetap berinteraksi dengan teman-temannya seperti di sekolah umum dulu, dan bisa mandiri,” tuturnya.

Keberhasilan Ashaq masuk ke Unhas menurut Hasna tidak lepas dari dukungan Pusdis yang memfasilitasi mahasiswa difabel dalam proses pendaftaran hingga adaptasi awal perkuliahan.

“Pusdis adalah kunci yang memudahkan anak saya untuk lulus dan memulai babak baru dalam hidupnya,” ucapnya penuh haru.

Pusdis Unhas selama ini berperan sebagai wadah pendampingan bagi mahasiswa difabel di berbagai fakultas. Unit ini menyediakan layanan aksesibilitas, dukungan akademik, hingga program penguatan keterampilan sosial agar mahasiswa difabel dapat menjalani perkuliahan setara dengan mahasiswa lain.

Dengan dukungan tersebut, Unhas berharap dapat mencetak lebih banyak lulusan difabel yang berdaya saing, mandiri, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. (*)