MAKASSAR, UNHAS.TV - Setiap manusia sesungguhnya memiliki kemampuan untuk menulis karena mereka dibekali dengan karsa. Melalui karsa itu pula, gagasan yang berada di sekitar kita dapat dijadikan pemantik untuk memulai menulis.
"Namun, pertanyaannya, apakah kita punya kehendak? Itu yang sering jadi masalah. Kalau di kalangan kita, ada istilah "pi". Nanti "pi", sebentar "pi". Lama-lama tidak jadi," kata Andi Batara Isra saat menjadi pemateri pada "Pelatihan Penulisan Buku Mahasiswa: Dari Ide Menjadi Karya" di Studio Unhas TV, Selasa (2/12/2025) siang.
Acara hasil kerja sama Unhas Press dan Unhas TV ini diikuti hampir 100 mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Hasanuddin. Mereka umumnya belum punya pengalaman menulis buku namun memiliki minat yang besar untuk menjadi penulis buku.
Dosen Antropologi Universitas Hasanuddin (Unhas) itu menegaskan, agar mahasiswa mampu mewujudkan gagasan menjadi satu tulisan yang bisa dirangkum menjadi buku, satu hal yang harus dibiasakan adalah membaca. Melalui membaca, mahasiswa akan memiliki banyak wawasan serta referensi yang kemudian dituangkan menjadi tulisan.
Ia juga menegaskan, menulis tidaklah rumit. Satu ide kecil atau satu imajinasi yang paling tidak lazim sekalipun, dapat diubah menjadi tulisan yang menarik.
Ide atau imajinasi itu kemudian dikembangkan secara perlahan, terstruktur, dan terus menerus supaya bisa menjadi satu tulisan yang utuh. "Jangan khawatir pada awalnya tidak begitu bagus. Kan, bisa diubah di lain waktu. Kalau punya ide dan belum punya mood untuk ditulis, tampung saja dulu. Lalu kembangkan di kemudian hari," ujarnya.
Selain berbekal kebiasaan membaca, salah satu modal lainnya untuk bisa menulis buku adalah punya mentor yang tepat. Melalui mentor, seseorang dapat belajar mengenai cara menulis yang baik, bagaimana menemukan gaya bahasa yang khas, dan menjaga motivasi agar tidak luntur.
Pada sesi berikutnya, Manajer Unhas Press Wahyu Chandra menjelaskan profil Unhas Press sebagai lembaga penerbitan milik Unhas. Meski lebih banyak menerbitkan buku ilmiah, Unhas Press, kata Wahyu Chandra, bisa memfasilitasi mahasiswa untuk menerbitkan buku dengan tema-tema lainnya.
"Kami bisa menguruskan ISBN sekaligus mencetak dan menerbitkan. Kalau hanya mau diuruskan ISBN-nya dan percetakannya di tempat lain, juga bisa," kata Wahyu Chandra.
Pada akhir kegiatan, peserta banyak menanyakan bagaimana proses mengembangkan gagasan menjadi tulisan. Juga, hal apa yang harus disiapkan untuk bisa mewujudkan sejumlah tulisan untuk bisa dijadikan buku.(*)
BUKU - Pelatihan penulisan buku untuk mahasiswa di Studio Unhas TV. Foto: Unhas Press






_1-300x201.webp)

