Kesehatan
Unhas Sehat

Relaksasi Otot Progresif, Inovasi K3 Unhas untuk Menjaga Mental Pekerja Bertekanan Tinggi


Kepala Subdirektorat K3 Unhas Prof Dr Lalu Muhammad Saleh SKM MKes. (dok unhas.tv)

Yang membuat metode ini unik, bukan hanya pada aspek fisiknya. Prof. Lalu menggabungkan nilai spiritual ke dalam teknik tersebut.

Setiap sesi gerakan diakhiri dengan ungkapan rasa syukur, sebagai bentuk apresiasi terhadap kesehatan yang dimiliki.

"Kita harus sadar, dalam menjaga kesehatan mental, bukan hanya otot yang perlu dirilekskan, tetapi juga hati. Ada aspek ikhtiar dan doa di dalamnya," tambah Prof. Lalu.

Pendekatan ini memperkaya metode relaksasi modern yang saat ini banyak dikembangkan di dunia barat, menjadikannya lebih kontekstual dengan budaya Indonesia yang religius.

Meskipun awalnya dikembangkan untuk pekerja di bidang penerbangan seperti ATC, Prof. Lalu berharap teknik ini dapat diterapkan lebih luas, termasuk di lingkungan kampus.

Dengan populasi lebih dari 30.000 mahasiswa dan 3.000 dosen dan tenaga kependidikan di Universitas Hasanuddin, potensi manfaat relaksasi ini begitu besar.

Rencananya, program relaksasi otot progresif akan mulai diujicobakan di lingkungan Unhas pada jam-jam tertentu, sebagai bagian dari program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) untuk meningkatkan kebugaran, produktivitas, dan kesehatan mental sivitas akademika.

Inovasi sederhana ini menjadi bukti bahwa menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja tidak selalu membutuhkan intervensi besar atau mahal.

Terkadang, cukup dengan memberi ruang sejenak untuk menarik napas, menenangkan pikiran, dan bersyukur, kita bisa menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan harian.

Dengan teknik ini, Prof. Lalu berharap para pekerja yang berada di bawah tekanan tinggi, baik di menara kontrol, rumah sakit, maupun ruang-ruang kelas, bisa tetap sehat, fokus, dan bahagia dalam menjalankan tugas mulia mereka. (*)

(Andrea Ririn Karina / Unhas.TV)