Budaya

Ritual Sakral Perempuan Bali Diangkat dalam Film Sanghyang Dedari Jadi Pra-Event MIWF 2025

MAKASSAR, UNHAS.TV - Peran spiritual dan budaya perempuan Bali menjadi sorotan dalam pemutaran film dokumenter pendek Sanghyang Dedari yang digelar di Aula Prof. Mattulada, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Rabu (28/5/2025).

Acara ini merupakan bagian dari pra-event Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025 dan diikuti oleh mahasiswa serta masyarakat umum.

Film Sanghyang Dedari mengangkat kisah Rina, seorang siswi SD Geriana Kauh, yang menjalankan ritual sakral Sanghyang Dedari bersama anak-anak perempuan lainnya.

Ritual ini merupakan tradisi turun-temurun yang hanya dilaksanakan setahun sekali dalam upacara adat desa di Bali.

Film ini menyoroti bagaimana perempuan menjadi penjaga memori dan memiliki peran penting dalam keseluruhan proses ritual.

Setelah pemutaran film, dilangsungkan diskusi bersama sutradara Olin Monteiro dan produser Sandie Elisabeth M. Keduanya mengulas proses kreatif serta pesan kultural dan spiritual dalam karya tersebut.

"Film Sanghyang Dedari ini sebenarnya ingin menceritakan tentang bagaimana peran perempuan dalam adat istiadat di Bali. Perempuan memiliki peran kunci dalam berbagai proses dan siklus ritual, tetapi visibilitas mereka masih rendah," ujar Olin Monteiro dalam sesi diskusi.

Sandie Elisabeth M menyampaikan tantangan dalam proses produksi film ini yang berlangsung selama dua tahun.

Menurutnya, pendekatan kepada narasumber serta keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam produksi dokumenter.

"Kalau film dokumenter, tantangannya adalah bagaimana kita bisa dekat dengan narasumber. Mereka harus nyaman dengan kita dan kamera, itu yang paling penting," kata Sandie.

Pemutaran dan diskusi film ini merupakan hasil kolaborasi antara Liga Film Universitas Hasanuddin (Unhas) dan komunitas seni Artsforwomen.

Kegiatan ini menjadi pembuka rangkaian MIWF 2025 yang akan berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 2025 di Benteng Rotterdam Makassar, dengan berbagai agenda seperti diskusi buku, pemutaran film, dan pameran seni lainnya.

(Zahra Tsabitha Sucheng / Pander Joshua Nababan / Unhas.TV)