Polhum

Sammy Notaslimboy: Mereka yang Menurunkan Soeharto Tidak Mungkin Pilih Prabowo

Peserta Democracy Fest

UNHAS.TV - Relawan IndonesiAnies bersama Relawan Progresif dan Relawan Jaga Demokrasi menggelar Democracy Fest di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024) sore. Acara ini menghadirkan aktivis reformasi, komika, dan musisi.

Kegiatan ini untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi yang kian terancam di akhir era Jokowi.

Aktivis yang hadir adalah Ray Rangkuti, Al Araf, Usman Hamid, Masinton Pasaribu, dan Syahganda Nainggolan, Joni Suyarman, Andri Alimuddin, dan Afiq Nauval. Sedangkan komika yang hadir adalah Sammy Notaslimboy, David Nurbianto, Rahmet Ababil, dan Mega Salsabila.

Direktur Nasional Program Gotong Royong untuk Ekonomi Sejahtera dan Inklusif (Progresif), Dr Eka Sastra, mengatakan, Democracy Fest ini menjadi penanda bagaimana masyarakat bersama gerakan masyarakat sipil memiliki kekuatan sangat besar untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai demokrasi.

"Kegiatan ini adalah upaya menjaga kemudi sejarah kita agar tetap di garis cita-cita bangsa. Kami sangat mendukung kegiatan ini sebab niatnya menjaga kereta republik tetap pada rel demokrasi dan keadilan," tutur Eka Sastra, Jumat (9/2/2024), sebagaimana siaran persnya ke UNHAS TV.

Koodinator Nasional Relawan IndonesiAnies, Anshar, menjelaskan, dengan hashtag #KolaborasiUntukPerubahan, #SaveDemokrasi, dan #JagaDemokrasi, acara ini menegaskan pentingnya kolaborasi dan partisipasi publik dalam mempertahankan dan mengembangkan demokrasi.

"Kami mengajak pihak yang memiliki alam pikir sama, tujuan yang sama untuk memastikan demokrasi Indonesia tidak berjalan mundur. Juga bentuk komitmen IndonesiAnies untuk mempertegas arah reformasi dan memastikan janji proklamasi terpenuhi," jelas Anshar.

Semua aktivis memberikan pandangan mereka tentang kondisi demokrasi saat ini dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjaganya. Kritik melalui humor dipersembahkan oleh komika yang memiliki komitmen serupa terhadap demokrasi, yakni Sammy Notaslimboy, David Nurbianto, Rahmet Ababil, dan Mega Salsabila. Sedangkan kritik melalui musik dipersembahkan oleh aktivis HAM, Usmad Hamid, yang tampil dengan grup musik Usman Hamid & The Blackstones.

Pendiri Lingkar Madani yang juga Aktivis 1998 Ray Rangkuti turut menegaskan bahwa suara-suara kritik terhadap pemerintah telah berhasil mengusik Istana Negara.

Sammy Notaslimboy yang mengaku mantan aktivis mahasiswa yang turut melakukan aksi demonstrasi menumbangkan Soeharto pada 1998 berjanji akan setia pada nilai-nilai untuk menentang kembalinya Orde Baru.

"Enggak mungkin seorang yang menurunkan Soeharto memilih Prabowo. Gak mungkinlah dan ini sebenarnya yang dipertaruhkan nasib bangsa 30 tahun ke depan, karena kalau Prabowo menang itu 2029 Gibran pasti nyapres dan kalau menang itu Gibran akan nyapres sampai 2039. Setelahnya, tahun 2039 Kaesang yang nyapres sampai 2049. Sepertinya kita berkelakar tapi siapa yang bisa bayangkan itu akan terjadi kalau kita tidak hentikan," ujar Sammy.(apr)