Nasional

Sejumlah Menteri dan Aktivis 98 Akan Hadiri Dies Natalis ke-65 FIB Unhas dan Silaturahmi Akbar FIBRA 2025

audiensi

MAKASSAR, UNHAS.TV — Menjelang akhir tahun 2025 nanti, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) bersiap menggelar perayaan istimewa. Dalam rangka Dies Natalis ke-65 yang dirangkaikan dengan Silaturahmi Akbar FIBRA (Forum Ikatan Alumni), kampus ini akan menjadi ruang temu lintas generasi: dari para menteri, wakil menteri, sutradara hingga tokoh-tokoh Aktivis 98. Acara akan digelar pada 6–7 Desember 2025 di Makassar.

Ketua Panitia, Hasbi Lodang—yang juga dikenal sebagai Aktivis Pena 98—menyebut bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang nostalgia, melainkan kontribusi nyata untuk almamater. “Ini bukan sekadar perayaan, melainkan panggung bersama untuk merayakan warisan budaya, merancang masa depan, dan membangun semangat kolektif lintas generasi,” ujarnya.

Sejumlah tokoh nasional dijadwalkan hadir dan menjadi pembicara, antara lain Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, Menteri Kebudayaan Dr. H. Fadli Zon, Menteri Komunikasi dan Digital Hj. Meutya Hafid, serta Wakil Menteri BUMN yang juga COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria. Dari kalangan aktivis, Adian Napitupulu—yang konsisten menyuarakan hak kaum marjinal sejak Reformasi 1998—akan tampil dengan orasi politik kebangsaan. Jajaran tamu lainnya termasuk sutradara Riri Riza, aktris Dian Sastro, musisi Once Mekel, serta guru besar AI dari Unhas, Prof. Indrabayu.

“Yang sudah terkonfirmasi hadir antara lain Adian Napitupulu, Dony Oskaria, dan Once Mekel,” tambah Hasbi.

Dua Orasi Kebangsaan: Politik dan Ekonomi dalam Satu Panggung

Dua tokoh akan tampil menyuarakan gagasan kebangsaan dari sudut yang berbeda namun saling melengkapi: politik dan ekonomi. Adian Napitupulu, yang kini dijuluki “Bapak Ojol”, akan menyampaikan orasi kebangsaan dengan perspektif kerakyatan. Sejak masa gerakan mahasiswa hingga di parlemen, ia dikenal gigih membela kaum tertindas—buruh, ojek daring, pedagang kecil, hingga para pencari keadilan.

“Politik yang tidak berpihak pada yang lemah hanyalah panggung kosong,” ujarnya dalam salah satu wawancara terdahulu—sebuah kutipan yang dirasa sangat relevan dengan semangat Dies Natalis bertema Sastra dan Budaya untuk Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Dony Oskaria yang didaulat oleh panitia sebagai keynote speaker pada perhelatan ini akan menyampaikan orasi dari sudut ekonomi. Sebagai Wakil Menteri BUMN dan COO Danantara Indonesia, ia akan membahas tantangan ekonomi digital, iklim usaha nasional, dan masa depan kewirausahaan generasi muda. “Ekonomi bukan sekadar angka, tetapi tentang relasi antar manusia, keberanian mengambil risiko, dan kepekaan terhadap krisis,” ujarnya dalam publikasi resmi Danantara.

Dukungan dari Rektor, Dekan, dan Alumni Unhas

Persiapan agenda besar ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan Universitas Hasanuddin dan jejaring alumni. Dalam audiensi di ruang kerja Rektor (3/6), Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. menyambut baik inisiatif panitia dan alumni. Ia menekankan pentingnya menjadikan Dies Natalis sebagai ruang refleksi dan konsolidasi budaya di tengah tantangan zaman.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut Dekan FIB Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, Ketua FIBRA A. Abd. Waris Halid (Wakil Ketua Komite II DPD RI), serta Pemimpin Redaksi Unhas TV, Supratman. Turut memberi dukungan, Direktur Eksekutif PP-IKA Unhas Salahuddin Alam, S.S., yang memfasilitasi rapat-rapat panitia di AAS Building.

Para mahasiswa menampilkan tarian tradisional dalam semangat Dies Natalis dan Silaturahmi Akbar. Penampilan ini mencerminkan tekad kolektif dekan, dosen, tenaga kependidikan,  mahasiswa dan Alumni FIBRA Unhas untuk bersatu padu menjadikan FIB sebagai simpul kebudayaan nasional dan fakultas berkelas dunia dalam peta World Class University. Kredit: FIB Unhas.
Gedung Dekanat  FIB-Unhas dan penampilan tarian tradisional. Penampilan ini mencerminkan tekad kolektif dekan, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan Alumni FIBRA Unhas untuk bersatu padu menjadikan FIB sebagai simpul kebudayaan nasional dan fakultas berkelas dunia dalam peta World Class University. Kredit: FIB Unhas.


Rangkaian Kegiatan dan Peletakan Batu Pertama Rumah Kebudayaan

Rangkaian acara tahun ini dirancang inklusif dan beragam. Mulai dari alumni mengajar, seminar nasional bertema Humaniora di Era Post-Algoritma, pertunjukan seni, stand-up comedy, hingga penganugerahan Mattulada Award bagi tokoh inspiratif di bidang akademik, jurnalistik, dan kebudayaan. Kompetisi film pendek berbasis gawai bertema “Empat Pilar Kebangsaan” juga digelar guna menyasar keterlibatan generasi muda.

“Kami ingin semua terlibat, dari dosen hingga mahasiswa, komunitas, bahkan masyarakat umum,” ujar Hasbi. Ia juga mengungkap rencana peletakan batu pertama pembangunan Rumah Kebudayaan FIB Unhas.

Sosiolog Dr. Sawedi Muhammad, Kepala Kantor Sekretariat Rektor, turut mendorong realisasi gagasan ini. Dalam pertemuannya dengan panitia, ia mengusulkan agar Rumah Kebudayaan ini menjadi ruang permanen bagi artefak dan memori budaya, termasuk situs prasejarah Maros yang mendunia. “Kita butuh ruang untuk merawat ingatan kolektif,” ujarnya.

Dengan tema besar Sepakat Jalan Bersama: Sastra dan Budaya untuk Indonesia Emas 2045, peringatan Dies Natalis FIB kali ini diharapkan menjadi titik tolak menuju peran baru fakultas sebagai simpul kebudayaan dan intelektualitas dalam pembangunan bangsa sekaligus langkah strategis menuju pencapaian sebagai fakultas berkelas dunia dalam peta World Class University.

Dengan target lebih dari dua ribu peserta dari berbagai kalangan, perhelatan ini lebih dari sekadar reuni—ia adalah panggung kebangsaan yang sarat makna.(*)