Nasional
Saintek

Unhas Tuan Rumah Masa Depan Industri Kelapa Sawit Indonesia

ami

MAKASSAR, UNHAS.TV — Di era di mana kelapa sawit sering kali disandingkan dengan isu lingkungan, Universitas Hasanuddin (Unhas) berdiri di garis depan inovasi. Selama tiga hari, mulai 13 hingga 15 Agustus 2025, kampus yang berjuluk "Merah" ini menjadi pusat pertemuan pemikiran-pemikiran terbaik dalam industri kelapa sawit nasional.

Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Unhas dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Monitoring and Evaluation (Monev) Grant Riset Sawit yang digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan(BPDP).

Agenda strategis ini menjadi forum penting untuk memantau kemajuan riset para penerima hibah, sekaligus mengukuhkan kolaborasi demi mewujudkan industri sawit yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berintegritas.

"Kami mendorong agar inovasi dari para peneliti tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat diimplementasikan secara luas untuk kemajuan industri kelapa sawit nasional," ungkap Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK., Kepala LPPM Unhas, dalam sambutan pembukaannya.

Fokus pada Inovasi untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Suasana panel dalam kegiatan Monitoring and Evaluation (Monev) Grant Riset Sawit di LPPM Unhas (13-15 Agustus 2025). Acara ini mempertemukan peneliti dari berbagai institusi untuk memaparkan kemajuan riset, demi mewujudkan industri sawit yang lebih maju dan berintegritas. Kredit: Dr. Eng. Andi Amijoyo Mochtar, S.T., M.Sc.
Fokus pada Inovasi untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan. Suasana panel dalam kegiatan Monitoring and Evaluation (Monev) Grant Riset Sawit di LPPM Unhas (13-15 Agustus 2025). Acara ini mempertemukan peneliti dari berbagai institusi untuk memaparkan kemajuan riset, demi mewujudkan industri sawit yang lebih maju dan berintegritas. Kredit: Dr. Eng. Andi Amijoyo Mochtar, S.T., M.Sc.


Robot, Drone, dan AI: Jawaban untuk Tantangan Industri

Acara ini bukan sekadar presentasi di balik meja. Para peneliti memaparkan hasil kerja keras mereka setelah dua tahun, mulai dari latar belakang riset hingga validasi dan upaya pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Tim dari Unhas sendiri menunjukkan taringnya dengan dua penelitian unggulan yang dipimpin oleh Dr. Eng. Andi Amijoyo Mochtar, S.T., M.Sc., dan Prof. Dr. Ir. Indrabayu, S.T., M.T., M.Bus.sys., IPM, ASEAN Eng.

Prof. Indrabayu mempresentasikan terobosan dalam otomatisasi perkebunan melalui penelitiannya tentang "Desain dan Implementasi Robot Pengumpul Brondolan Buah Sawit Berbasis Mechatronics dengan Sistem Deteksi dan Klasifikasi Kondisi Buah Berbasis Artificial Inteligence."

Inovasi ini menjanjikan efisiensi tinggi dalam proses pemanenan, mengurangi kerugian, dan mengatasi isu tenaga kerja.

Sementara itu, Dr. Andi Amijoyo fokus pada solusi udara dengan "Aplikasi Drone sebagai Pemotong Pelepah dan Buah Kelapa Sawit."

Penggunaan drone dalam pemanenan tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga mengurangi risiko cedera bagi pekerja dan membuka peluang bagi praktik perkebunan yang lebih modern.

Selain dua penelitian dari Unhas, Monev ini juga meninjau riset dari institusi lain yang tak kalah strategis, antara lain:

1. Dr. Yus Witdarko, S.Pd., M.T. (Universitas Musamus) dengan "Rancang Bangun Lifter Machine Portable" untuk memudahkan pemuatan tandan buah segar.

2. Dr. Muhammad Siarudin, S.Hut, M.T., M.M.G. (BRIN) yang mengkaji manajemen strategi pengelolaan dampak tidak langsung ILUC (Indirect Land-Use Change).

3. Dr. David Oscar Simatupang, S.P., M.Si. (Universitas Musamus) dengan penelitiannya tentang industri sawit berkelanjutan di Papua Selatan.

4. Prof. Dr. Ir. Yogi Wibisono Budhi, S.T., M.T., IPM (ITB) yang mengembangkan teknologi hidrolisis minyak sawit menjadi asam lemak dan gliserol.

5. Nindya Chitraningrum, Ph.D (BRIN) yang menciptakan drone anti-radar berbasis serat tandan kosong kelapa sawit.

>> Baca Selanjutnya