Ada sekitar 17 start-up atau usaha rintisan yang sudah dan sedang mendapatkan pendampingan oleh Direktorat IBT-STP Unhas dan beberapa diantaranya telah mandiri untuk membuat usaha.
Untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045, maka diperlukan setidaknya 8-10% pengusaha dari total jumlah penduduk. Saat ini, jumlah pengusaha masih sangat sedikit (kurang dari 2%), sehingga perlu usaha yang maksimal dalam menciptakan ekosistem bagi tumbuhkan pengusaha muda.
Kampus dinilai merupakan wadah yang tepat dalam melahirkan calon-calon pengusaha muda dengan bentuk start-up. Unhas menyediakan semua fasilitas yang ada untuk lahirnya para calon pengusaha muda.
Unhas sebagai perguruan tinggi terbesar di Indonesia mempunyai sejunlah hasil inovasi yang dihasilkan oleh dosen, peneliti dan mahasiswa.
Selama ini hasil inovasi hanya sampai pada prototipe dan sebagian besar berakhir di dalam lemari atau stand pameran inovasi. Unhas melakukan transformasi, sesuai dengan visi dan misi Rektor yaitu hilirisasi produk hasil inovasi dan penciptaan calon-calon pengusaha masa depan.
Prof Adi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, utamanya kepada Rektor Unhas dan juga tim dari Direktorat IBT-STP.
"Kami juga berterima kasih kepada seluruh stakeholder, dari dunia usaha dan industry serta dari Kementrian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) RI sebagai mitra strategis Unhas yang banyak membantu dengan kerjasama-kerjasama kegiatan," ujarnya.
"Tentu masih banyak pekerjaan rumah kami, yaitu memastikan bahwa semua hasil inovasi Unhas secara bertahap di spin off ke pasar, dan juga Unhas akan terus menciptakan ekosistem yang ramah bagi calon-calon pengusaha muda. Banyak tantangan tetapi perlahan namun pasti kami terus memberikan kontribusi bagi bangsa," pungkasnya. (*)