Kesehatan
News
Saintek

RITECH 2025: Pembicara dari Monash University dan UI Bahas Green Technology & Digital Health

MAKASSAR, UNHAS.TV - Konferensi internasional Research, Innovation, and Technology (RITECH) 2025 yang digelar Departemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi dibuka di Swiss-Belhotel Makassar, Sabtu (6/9/2025).

Untuk pertama kalinya, Unhas menghadirkan forum akademik berskala global dengan fokus pada teknologi informasi dan rekayasa yang berorientasi pada keberlanjutan.

Mengusung tema “Sustainable Solutions: Leveraging Information and Engineering Technology”, RITECH 2025 menghadirkan pakar dari dalam dan luar negeri.

Dua keynote speaker, yakni Prof Patrick Olivier PhD dari Monash University Australia dan Prof Dr Muhammad Suryanegara ST MSc IPU dari Universitas Indonesia, menyoroti isu penting yang saat ini menjadi perhatian dunia layanan kesehatan digital (digital health) dan teknologi ramah lingkungan (green technology).

Dalam pemaparannya, Prof. Olivier menekankan peran besar teknologi digital dalam mendukung layanan kesehatan modern.

Menurutnya, sistem digital dapat memperluas akses masyarakat terhadap layanan medis, meningkatkan keamanan data pasien, dan menghadirkan solusi yang lebih personal.

“Teknologi harus dirancang dengan pendekatan human-centred design. Artinya, inovasi di bidang kesehatan digital tidak hanya soal perangkat pintar atau sistem data, tetapi bagaimana layanan itu benar-benar inklusif, aman, dan mudah diakses semua kalangan,” jelas Prof. Olivier.

Sementara itu, Prof. Suryanegara menyoroti sisi lain perkembangan teknologi yang kerap luput dari perhatian dampak lingkungan.

Ia mengingatkan bahwa sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) turut menyumbang emisi gas rumah kaca, konsumsi energi, hingga limbah digital yang semakin meningkat.

“Sebagai scientist dan engineer, kita harus sadar bahwa teknologi yang kita kembangkan juga punya dampak terhadap lingkungan.

"Sektor ICT, digital, hingga mobile phone dan server data, semuanya berkontribusi pada konsumsi energi yang tinggi dan berdampak pada emisi karbon,” tegas Suryanegara.

Ia menambahkan, penting bagi para peneliti dan mahasiswa untuk mulai mengadopsi paradigma baru dalam pengembangan teknologi, yakni merancang sistem dan protokol yang berorientasi pada lingkungan.

“Kita punya peran besar untuk menciptakan green technology yang tidak hanya canggih, tapi juga ramah lingkungan,” ujarnya.

Dalam tanggapannya usai sesi plenary, Suryanegara menyebut konferensi RITECH 2025 sebagai forum yang luar biasa. Menurutnya, kehadiran ratusan peserta dari berbagai negara menunjukkan tingginya antusiasme terhadap isu keberlanjutan dalam teknologi.

Ia berharap agenda ini dapat berlanjut secara konsisten sehingga memperkuat kolaborasi riset lintas disiplin dan menghasilkan kontribusi nyata bagi Indonesia.

Selain keynote speech, RITECH 2025 juga dirangkaikan dengan sesi presentasi ilmiah, diskusi panel, dan networking forum yang menghadirkan peneliti, akademisi, mahasiswa, hingga praktisi industri.

Forum ini diharapkan membuka ruang kolaborasi internasional sekaligus memperluas peluang riset yang menjawab tantangan global, baik di bidang kesehatan maupun lingkungan.

Dengan pelaksanaan perdananya tahun ini, Universitas Hasanuddin melalui Departemen Informatika berkomitmen menjadikan RITECH sebagai agenda akademik tahunan yang berfokus pada inovasi teknologi berkelanjutan.

Kehadiran para pakar dari berbagai belahan dunia diharapkan semakin memperkuat peran Unhas sebagai pusat riset dan inovasi di kawasan timur Indonesia.

RITECH 2025 tidak hanya menjadi ruang akademik untuk bertukar gagasan, tetapi juga langkah strategis untuk mendorong lahirnya teknologi yang berpihak pada manusia dan lingkungan.

(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)