Prof Dr Eng Adi Maulana ST MPhil
MAKASSAR, UNHAS.TV - Anda pasti akhir-akhir ini sering mendengar istilah hilirisasi di TV atau membaca di koran dan media sosial. Yah, istilah hilirisasi mulai tren di akhir masa pemerintahan periode ke-2 Presiden Jokowi yang dilanjutkan Presiden Prabowo.
Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah lebih tinggi. Hilirisasi bertujuan mengoptimalkan nilai jual produk sehingga memberi nilai tambah bagi pendapatan pemerintah. Kita perlu mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi sebelum diekspor ke luar negeri.
Indonesia yang kaya akan banyak sumberdaya alam seperti mineral (nikel, bauksit, besi, aluminium, dll), produk pertanian (padi, jagung, kelapa, karet), perikanan dan kelautan (ikan, udang, rajungan, rumput laut, kepiting), perkebunan (kelapa sawit, kakao, kopi, lada) dan kehutanan (kayu) berpotensi besar menjadi negara kaya, jika berhasil untuk melakukan hilirisasi terhadap sumberdaya alam tersebut.
Di awal pemerintahan Presiden Prabowo, hilirisasi menjadi salah satu program utama dari pemerintah untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045. Maksudnya adalah menjadikan Indonesia menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dan pendapatan perkapita rata-rata sebesar U$12.000 - $ 15.000 atau setara dengan Rp 195 juta/tahun.
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu negara yang didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk di negara tersebut.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia berkisar antara 5 - 5,2% dengan pendapatan perkapita tahunan hanya sekitar $ 5.300, sehingga diperlukan usaha yang ekstrim guna mencapai strandar sebagai negara maju.
Sampai saat sekarang, perekonomian Indonesia masih terlalu bergantung pada industri yang berbasis pada komoditas, oleh karena itu Indonesia harus mampu melakukan transformasi ekonomi dari industri yang hanya berbasis komoditas dengan menjual bahan mentah menjadi industri pengolahan. Untuk itu kita perlu hilirisasi sumberdaya alam.
Saat ini lapangan pekerjaan sangat terbatas di Indonesia, dan dengan hilirisasi ini, maka akan banyak dibuka pabrik-pabrik pengolahan sumberdaya alam. Hilirisasi juga akan meningkatkan nilai tambah bahan mentah berkali lipat. Kondisi ini diharapkan mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 8% di tahun 2029.
Salah satu contoh riil dari hilirisasi ini adalah nikel. Mengapa hilirisasi nikel sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia? Berikut adalah gambaran umum mengapa Indonesia akan berpotensi besar menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi tinggi jika mampu mengelola program hilirisasi ini dengan bijaksana.
Ke depan, fungsi dari minyak bumi sebagai bahan bakar sumber energi akan semakin menurun karena cadangannya sudah semakin menipis di dunia. Di saat yang sama, dunia semakin membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan manusia di era modern.
Tren energi di masa depan akan digantikan oleh energi Listrik. Semua aspek kehidupan manusia saat ini dan di masa depan akan dikontrol oleh teknologi Listrik terutama transportasi (kendaraan Listrik), informasi dan komunikasi (hp, laptop) sampai dengan konstruksi membutuhkan energi Listrik.
Sumber energi Listrik sangat melimpah, yaitu dari solar panel, panas bumi, angin dan banyak lagi dari sumber energi terbarukan. Tapi semua sumber energi tersebut tidak bisa langsung digunakan dan terlebih dahulu harus disimpan. Dan, media penyimpanan utama adalah baterai.
Saat ini, bahan utama dalam pembuatan baterai yang paling efesien, ringan, hemat dan sangat efesien adalah nikel. Apabila nikel diolah menjadi baterai maka harga produk tersebut mencapai 70x lipat lebih tinggi dari harga nikel jika dijual sebagai bahan mentah.
Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia dan permintaan akan nikel sangat tinggi karena kebutuhan yang besar, sehingga nilai pendapatan dari sumberdaya alam ini akan sangat signifikan bagi perekonomian negara.
Indonesia berpotensi besar menjadi negara industri maju dengan hilirisasi nikel ini dengan membangun pabrik-pabrik baterai. Masa depan dunia akan sangat bergantung pada Indonesia. Hilirisasi dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan pun akan sangat memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Rumput laut yang juga merupakan sumberdaya melimpah di Indonesia, mempunyai turunan produk dengan nilai yang sangat tinggi di antaranya obat-obatan, pupuk, bahan makanan bergizi, dan biofuel apabila diolah lebih lanjut.
Indonesia juga merupakan penghasil Kelapa sawit terbesar di dunia. Hilirisasi kelapa sawit menghasilkan produk turunan berupa biodiesel yang nantinya akan mengganti bahan bakar diesel.
Selain itu juga menjadi produk oleokimia Oleokimia sawit adalah produk turunan dari minyak sawit yang diolah menjadi bahan kimia yang dapat digunakan dalam berbagai industri, seperti kosmetik, farmasi, sabun, dan makanan seperti mentega dengan nilai yang lebih tinggi.
Demikian pula dengan kakao (coklat) dimana Indonesia menjadi penghasil terbesar ketiga di dunia. Dengan menghasilkan produk turunan dari kakao seperti makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik maka akan meningkatkan nilai produk tersebut.
Sungguh luar biasa, karena perintah hilirisasi sesungguhnya ini sudah terkandung di dalam Alquran sejak 1400 tahun yang lalu. Alquran dalam Surah An-Nahl ayat 67 berbunyi: "Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti".
Ayat ini menganjurkan untuk mengolah terlebih dahulu buah anggur dari hasil perkebunan menjadi minuman untuk mendapatkan nilai harga yang lebih tinggi. Ini adalah konsep awal dari hilirisasi.
Hampir semua kitab-kitab yang menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa ayat ini diturunkan di Mekkah pada awal masa kenabian dimana khamar sebagai minuman belum diharamkan. Larangan khamr diturunkan secara bertahap melalui tahapan yang berulang-ulang di Alquran (Surah Al-Baqarah: 291, Surah An-nisa: 43, dan pada akhirnya pengharaman khamar secara mutlak diperintahkan dalam surah Al-Maidah: 90 ).
Hal ini karena minum khamr sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging bagi bangsa Arab sejak zaman Jahiliyah sebelum Islam datang. Ini adalah salah contoh dimana Allah SWT menurunkan firman-Nya dengan cara berangsur dan menyesuaikan kondisi yang tepat agar hamba-Nya bisa menerima perintah dan larangan dengan keteguhan hati.
Konsep hilirisasi dengan mengolah bahan mentah menjadi produk turunan lainnya tentu membutuhkan inovasi dan teknologi. Manusia diperintahkan untuk terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perintah berinovasi ini secara tersirat dibunyikan dalam Alquran dalam surah Ar-Rad ayat 11: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hilirisasi hanya bisa diwujudkan dengan inovasi teknologi.
Kebutuhan manusia terus mengalami perubahan dan untuk memenuhinya, maka diperlukan perkembangan teknologi yang dinamis. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan hidup ini, Alquran juga menyatakan dalam surah Al-Qasas: 77: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (keuntungan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia. Ayat ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa hilirisasi adalah bagian dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dalam upaya meningkatkan kemakmuran. Manusia juga diminta untuk mengelola sumberdaya alam dengan konsep keseimbangan dan keadilan, tidak hanya mencari keuntungan duniawi, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Sebelum kebijakan hilirisasi ini diambil, pada umumnya kita menjual bahan mental secara langsung seperti nikel dan lain-lain yang kentungannya sangat kecil.
Perintah hilirisasi yang terkandung dalam Alquran pada surah An-Nahl ayat 67 dan beberapa surat diatas sangat sesuai untuk kita terapkan dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sebagai negara dengan potensi sumberdaya alam yang besar di dunia; baik pertambangan (nikel), pertanian dan perkebunan (kelapa, kelapa sawit, kakao) dan perikanan dan kelautan (rumput laut, udang, kepiting), hilirisasi diharapkan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi yang kemudian akan meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dengan hilirisasi ini tidak mudah. Membutuhkan kemajuan dibidang ilmu dan teknologi agar bisa mewujudkannya. Peran serta perguruan tinggi sangat sentral sebagai institusi pencetak sumberdaya manusia handal yang melahirkan inovasi dalam bidang teknologi dalam mendukung ekosistem hilirisasi sumberdaya alam Indonesia.
Alquran yang turun 1400 tahun yang lalu telah memberikan instruksi untuk konsep hilirisasi ini. Tafsir surah Al-Nahl ayat 67 dan ayat-ayat lainnya sangat relevan dalam konteks menggapai Indonesia Emas 2045.
Semoga kita bisa mengimplementasikan semangat ayat-ayat di atas dengan berkontribusi dalam menciptakan inovasi dan teknologi untuk mendukung hilirisasi sumberdaya bumi. Sudah saatnya kita menjadi negara maju dan menjadi negara yang masyarakatnya sejahtera. Semoga.
Wallahualam Bisshawab