Oleh: Adi Maulana
Gagasan untuk menuliskan sebuah catatan kecil yang membahas tentang bumi dan Al-Qur'an sebenarnya sudah lama terlintas di benak saya. Namun, kesibukan dan keterbatasan waktu selalu menjadi alasan yang menghalangi. Tahun ini, saya akhirnya meneguhkan hati untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang bumi dan berbagai proses yang terjadi di atasnya.
Mengapa Bumi?
Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya memilih bumi sebagai topik utama? Alasannya sederhana: bumi adalah objek kajian dalam ilmu geologi, bidang yang telah saya tekuni dan pelajari selama hampir 20 tahun. Namun, jauh sebelum itu, ketertarikan saya terhadap fenomena alam sudah tumbuh sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Saya masih ingat, ketika kelas 3 SD, hampir setiap hari sepulang sekolah, saya menyempatkan diri singgah di tempat penyewaan buku dekat rumah.
Saya gemar menyewa buku cerita petualangan, terutama yang berlatar alam bebas—gunung, hutan, atau daerah kutub. Kecintaan saya terhadap bumi terus tumbuh, disertai dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benak saya: mengapa ada pegunungan? Dari mana asal minyak bumi dan emas? Apa yang menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung api?
Saat itu, saya belum menyadari bahwa ketertarikan ini akan membawa saya pada jalur keilmuan yang kini saya tekuni. Barulah ketika duduk di bangku SMA, saya menyadari bahwa saya selalu serius dan antusias ketika mempelajari mata pelajaran yang berkaitan dengan bumi—geografi, fisika bumi, kimia material, dan biologi. Rasa ingin tahu yang terus membuncah membuat saya akhirnya memilih untuk melanjutkan studi di Jurusan Teknik Geologi.
Mengapa di Bulan Ramadhan?
Bulan Ramadhan selalu memiliki tempat istimewa di hati saya. Ini adalah bulan di mana Al-Qur'an diturunkan, bukan sekadar kitab suci, tetapi juga pedoman hidup bagi umat Muslim. Ramadhan selalu menghadirkan inspirasi dan kejutan dalam hidup saya, menjadi momen refleksi dan peningkatan spiritualitas.
Di bulan yang penuh berkah ini, saya ingin menjadikan menulis sebagai bagian dari perjalanan intelektual dan spiritual saya. Semoga catatan kecil ini tidak hanya menambah wawasan bagi diri saya sendiri, tetapi juga memberikan sedikit pemahaman mengenai bagaimana Al-Qur'an mengaitkan penciptaan bumi dengan ilmu pengetahuan.
Saya menyadari bahwa saya bukan ahli agama, melainkan hanya seorang geolog yang berusaha memahami keterkaitan antara ilmu geologi dan ayat-ayat Al-Qur'an.
Tentu saja, ada berbagai sudut pandang yang mungkin muncul, tetapi dalam tulisan ini, saya berusaha menggunakan bahasa sains populer yang berbasis bukti ilmiah. Yang terpenting, melalui program menulis ini, saya ingin lebih rajin mengkaji Al-Qur'an di bulan Ramadhan ini.
Skala Waktu Geologi dan Perspektif Al-Qur'an
Saya sengaja memilih skala waktu geologi sebagai topik awal dalam pembahasan ini. Waktu adalah elemen fundamental dalam kehidupan.
Bagi kebanyakan orang, waktu diukur dalam satuan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Namun, dalam ilmu geologi, waktu memiliki dimensi yang jauh lebih luas, terbentang dalam ribuan, jutaan, bahkan miliaran tahun.
Apa Itu Skala Waktu Geologi? Skala waktu geologi adalah sistem yang digunakan untuk menggambarkan sejarah bumi berdasarkan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi sejak pembentukannya. Skala ini dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, berdasarkan usia batuan tertua yang ditemukan di Australia melalui metode zircon dating.
Skala waktu geologi terbagi dalam beberapa tingkatan:
Eon (Kurun Waktu Terbesar):
- Hadean (4,6 – 4 miliar tahun lalu)
- Arkean (4 – 2,5 miliar tahun lalu)
- Proterozoikum (2,5 miliar – 541 juta tahun lalu)
- Fanerozoikum (541 juta tahun lalu – sekarang)
Era (Masa dalam Eon Fanerozoikum):
- Paleozoikum (541 – 252 juta tahun lalu)
- Mesozoikum (252 – 66 juta tahun lalu)
- Kenozoikum (66 juta tahun lalu – sekarang)
Periode (Zaman dalam Era Kenozoikum):
- Paleogen (66 – 23 juta tahun lalu)
- Neogen (23 – 2,58 juta tahun lalu)
- Kuarter (2,58 juta tahun lalu – sekarang)
Setiap tahapan ini mewakili perubahan besar yang terjadi di bumi, mulai dari terbentuknya lautan, munculnya kehidupan pertama, kepunahan massal, hingga evolusi makhluk hidup.
Skala Waktu Geologi dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an menjelaskan tentang penciptaan bumi dan alam semesta dalam beberapa ayat: Di antaranya adalah: (1) QS. Fushilat (41:9-12): Menyebutkan bahwa bumi diciptakan dalam dua hari. (2) QS. Hud (11:7): Menyebutkan bahwa alam semesta diciptakan dalam enam hari.
Jika kita membandingkan usia bumi dan usia alam semesta berdasarkan sains modern: Usia bumi: 4,6 miliar tahun, usia alam semesta: 13,8 miliar tahun. Maka perbandingannya adalah 4,6 miliar / 13,8 miliar ≈ 1/3, yang secara matematis sesuai dengan rasio yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Big Bang dan Penciptaan Alam Semesta
Teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu juga memiliki keselarasan dengan ayat Al-Qur'an:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya..." (QS. Al-Anbiya: 30)
Ayat ini menggambarkan bagaimana langit dan bumi awalnya bersatu sebelum kemudian dipisahkan—sejalan dengan konsep Big Bang dalam ilmu astronomi.
Ketika kita melihat skala waktu geologi yang mencapai miliaran tahun, kita menyadari betapa kecilnya keberadaan manusia di muka bumi ini. Peradaban manusia tertua yang tercatat, yaitu Sumeria di sekitar Iran, baru muncul sekitar 4000 SM. Jika diilustrasikan dalam skala waktu 24 jam, maka keberadaan manusia di bumi hanyalah 1-2 detik terakhir.
Kesadaran ini seharusnya membuat kita lebih rendah hati. Segala pencapaian manusia hanyalah sekejap dalam sejarah panjang bumi. Al-Qur'an, yang diturunkan 1400 tahun lalu, telah memberikan gambaran luar biasa tentang asal-usul alam semesta dan bumi.
Wallahu a'lam bishawab.