MAKASSAR, UNHAS.TV- Mark Zuckerberg, CEO Meta Platforms Inc., menurut laporan Bloomberg (7/2), mengunjungi Gedung Putih untuk berdiskusi dengan pejabat pemerintahan membahas bagaimana perusahaannya dapat mendukung upaya pemerintahan Trump dalam memperkuat kepemimpinan teknologi AS. Kunjungan ini diumumkan oleh Andy Stone, juru bicara Meta, melalui postingan di platform X.
Pendiri Facebook ini dalam beberapa pekan terakhir kerap menyatakan optimisme bahwa Presiden Donald Trump akan membantu memastikan dominasi perusahaan teknologi AS. Zuckerberg yakin, pemerintah akan melindungi perusahaan-perusahaan ini dari hambatan regulasi dan membantu mereka bersaing dengan pesaing global.
Dalam pertemuan dengan investor yang membicarakan soal laporan keuangan kuartal perusahaan akhir Januari lalu, Zuckerberg menyebut tahun ini akan menjadi "tahun besar untuk mendefinisikan ulang hubungan kami dengan pemerintah."
“Kini kami memiliki pemerintahan AS yang bangga dengan perusahaan-perusahaan terkemuka kami, memprioritaskan kemenangan teknologi Amerika, dan akan membela nilai serta kepentingan kami di luar negeri,” kata Zuckerberg kepada para investor. “Saya optimis dengan kemajuan dan inovasi yang bisa terwujud dari hal ini,” ucapnya bangga.
Sebelum pertemuan ini, Zuckerberg telah mengumumkan sejumlah perubahan kebijakan di Meta untuk lebih menyelaraskan perusahaan dengan agenda pemerintahan Trump. Salah satu langkahnya adalah ia menunjuk Joel Kaplan, seorang strategis Republik, sebagai kepala urusan global Meta. Zuckerberg juga mengangkat Dana White, CEO Ultimate Fighting Championship (UFC) yang dekat dengan Trump, sebagai anggota dewan direksi Meta.
Selain itu, Zuckerberg juga mengumumkan perubahan besar dalam kebijakan konten di platform seperti Facebook dan Instagram. Ia menyatakan akan menghapus batasan pada topik-topik seperti imigrasi dan gender yang sebelumnya dianggap membatasi kebebasan berekspresi pengguna. Meta juga akan menghentikan program Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) yang memberikan preferensi pada kelompok minoritas dalam perekrutan.
Zuckerberg menegaskan komitmennya pada kebebasan berekspresi dengan mengganti sistem verifikasi fakta oleh pihak ketiga dengan sistem "Community Notes," mirip dengan yang digunakan di platform X. Sistem ini memungkinkan pengguna menambahkan catatan atau klarifikasi pada konten untuk meningkatkan transparansi.
Dalam wawancara dengan Joe Rogan awal Januari lalu, Zuckerberg meminta dukungan pemerintah AS untuk membantu perusahaan-perusahaan teknologi Amerika memenangkan persaingan di bidang kecerdasan buatan (AI). “Persaingan semakin ketat,” ujar Zuckerberg. “Saya rasa pemerintah mungkin menganggap remeh bahwa AS akan selalu unggul dalam hal ini. Padahal, persaingan sangat ketat, dan kami butuh bantuan. Kami perlu pemerintah menjadi mitra yang mendukung upaya ini,” ucapnya.
Perubahan kebijakan dan langkah-langkah yang diambil Zuckerberg ini mendapat sambutan positif dari pemerintahan Trump dan para pendukungnya. Kebijakan Zuckerberg ini menunjukkan upayanya untuk lebih menyelaraskan Meta dengan kebijakan dan visi pemerintahan Trump, sekaligus memastikan perusahaan tetap kompetitif di kancah global.(*)