Budaya
Lifestyle

Malam Thuluthiya: Semarak Tradisi Malam Ramadan di Riyadh-Arab Saudi

Semarak Malam Ramadhan

RIYADH,ARAB SAUDI,UNHAS.TV. – Di tengah semarak bulan Ramadan dengan gemerlap lampu-lampu Ramadan yang menghiasi kota Riyadh,memancarkan cahaya kehangatan melalui tradisi Malam Thuluthiya. Media Arabic.RT (5/3) melaporkan bahw Sebuah tradisi kuno yang disebut "Malam Thuluthiya (أمسيات الثلوثية)" terus hidup dan lestari hingga sekarang yang membawa kehangatan dan makna mendalam bagi masyarakat. Sebuah tradisi yang bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah simfoni kebersamaan yang terjalin erat dalam setiap sudut kota.

Di Malam Thuluthiya, sebuah perayaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, bukan hanya tentang hidangan lezat dan pertemuan keluarga, tetapi juga tentang perpaduan antara tradisi, intelektualitas, dan semangat kebersamaan.

Jejak Sejarah dan Makna Mendalam

"Thuluthiya," kata yang berakar dari bahasa Arab "Thulatha," yang berarti Selasa. Setiap Selasa malam di bulan Ramadan, tradisi ini menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan silaturahmi. Meskipun catatan sejarah yang pasti tentang asal-usulnya mungkin tidak lengkap, Malam Thuluthiya diyakini telah menjadi bagian dari warisan budaya Riyadh selama berabad-abad. Lebih dari sekadar perayaan, ini adalah manifestasi dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Arab Saudi.

Malam-malam Selasa di bulan Ramadan menjadi panggung bagi tradisi ini, yang konon telah diwariskan dari generasi ke generasi. Lebih dari sekadar ritual makan bersama, Malam Thuluthiya adalah manifestasi dari nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan yang dijunjung tinggi.

Malam Thuluthiya bukan sekadar kesempatan untuk berkumpul dan makan bersama. Ini adalah momen di mana keluarga dan teman-teman mempererat ikatan, berbagi cerita, dan merenungkan makna Ramadan. Di tengah kesibukan dunia modern, tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya hubungan sosial dan spiritual.

Hidangan Klasik dan Suasana Kekeluargaan

Dalam kehangatan rumah-rumah dan tenda-tenda yang didirikan khusus, keluarga dan sahabat berkumpul, menikmati hidangan khas yang menggugah selera:

  • Qahwa dan Kurma: Simbol keramahan Arab, perpaduan rasa pahit dan manis yang menyambut setiap tamu.
  • Harees dan Jareesh: Hidangan berbahan dasar gandum yang dimasak perlahan dengan daging, menciptakan cita rasa yang kaya dan mengenyangkan.
  • Mathrooba: Ayam yang diolah dengan rempah-rempah dan gandum, sebuah harmoni rasa yang memanjakan lidah.
  • Luqaimat: Bola-bola renyah yang disiram sirup madu, penutup manis yang sempurna.

Di antara hidangan lezat, obrolan hangat mengalir, kisah-kisah dibagikan, dan ayat-ayat suci Al-Qur'an dilantunkan, menciptakan suasana spiritual yang mendalam.

>> Baca Selanjutnya