Saat turun minum, meski skor masih 0-0, tim Italia yang dilatih Luciano Spalletti menggelengkan kepala seolah mencari jawaban.
Spalletti berupaya menemukan cara dengan memasukkan Jorginho dan Davide Frattesi. Dan justru Bryan Cristante yang menerima kartu kuning karena melakukan pelanggaran keras terhadap Rodri.
Bukan berarti menghentikan Spanyol yang terus menekan dan hanya membutuhkan sentuhan akhir di depan mulut gawang.
Pedri kembali membuang peluang ketika tendangannya melebar dari gawang Azzuri. Sebelumnya kombinasi gemilang antara Williams dan Marc Cucurella membelah sisi kanan pertahanan Italia.
Namun Spanyol tidak juga menemukan cara untuk melewati juara bertahan Italia.
Dan akhirnya gol yang dinantikan datang. Williams, sekali lagi, menghancurkan Di Lorenzo. Umpannya disundul tipis Morata tapi mampu ditepis Donnarumma. Tapi bola mampir di lutut kiri Ricardo Califiori dan masuk gawang sendiri.
Gol disambut sorak sorai Spanyol. Gol itu akhirnya datang meski lewat bunuh diri bek muda Califiori.
Spanyol tidak puas dalam memimpin. Mereka terus menekan. Donnarumma kembali menggagalkan upaya tendangan jarak jauh Morata.
Saat para pendukung Spanyol bersorak melihat aksi Yamal dan Williams mengenai sudut tiang dan mistar gawang bergetar. Dua peluang emas dari tendangan menakjubkan yang bahkan membuat Donnarumma mati langkah.
Spanyol hanya kurang beruntung untuk menambah gol dan mengakhiri permainan. Donnarumma kembali melakukan dua penyelamatan bagus untuk menggagalkan pemain pengganti Ayoze Perez di masa tambahan waktu.
Namun sangat jelas, jurang pemisah dari kelas permainan Spanyol dan Italia sangatlah lebar.
Dan kekhawatiran bagi Inggris, Jerman, Prancis, dan negara-negara lain adalah pemain-pemain Spanyol ini akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. (*)