UNHAS.TV - Sore itu, 11 April 2025, lorong-lorong di utara Kota Makassar tampak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada lomba atau perayaan hari besar. Tapi karena dua kelompok remaja dari kampung bertetangga terlibat bentrok.
Tawuran antarkelompok yang melibatkan remaja dari Kampung Sapiria dan Kampung Bontang kembali mencuat. Tidak hanya batu dan anak panah, dua kelompok itu juga menggunakan petasan. Mereka saling serang menggunakan batu dan busur panah. Akibatnya satu anak menjadi korban.
Diikutip dari, detik.com, Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi mengatakan bahwa tawuran kelompok itu berawal saat anak-anak yang berada di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, bermain lempar-lemparan. Namun tiba-tiba orang dewasa ikut terlibat.
Di tempat lain, seorang remaja tanggung tertangkap basah mencuri sepeda motor. Polisi menyebut usianya baru 15 tahun. Aparat berniat menghukum berat sang pelaku, tapi ternyata masih di bawah umur.
Dua fenomena tersebut bukan semata perkara nakal belaka. Sosiolog Universitas Hasanuddin, Hariashari Rahim, punya kesimpulan tajam, ada krisis pengasuhan dalam keluarga.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini sudah lebih dari dua dekade meneliti soal perilaku menyimpang, terutama di kalangan anak muda.
Menurutnya, lonjakan kasus kenakalan remaja saat ini adalah puncak dari gunung es masalah keluarga yang tak selesai.
“Dalam banyak kasus, anak-anak yang melakukan kekerasan atau pencurian, adalah mereka yang tidak merasakan kasih sayang dan perlindungan dari keluarga,” kata Hariashari saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/6/2025) siang.
Ia menambahkan, fungsi keluarga kini semakin tergerus oleh gaya hidup modern. Orang tua sibuk bekerja, anak-anak dibiarkan tumbuh sendiri dalam pusaran gawai dan lingkungan sosial yang makin keras. "Yang dulu namanya makan malam keluarga, kini digantikan layar ponsel," ujarnya lirih.
Hariashari menjelaskan bahwa keluarga memegang lima peran utama, yakni afeksi (kasih sayang), perlindungan, sosialisasi nilai, kontrol sosial, dan pemberian identitas. Ketika salah satu peran itu absen, kata dia, anak kehilangan jangkar moral.
“Ekonomi keluarga juga ikut berperan. Saat orang tua hanya fokus pada bertahan hidup, pendidikan karakter anak menjadi nomor dua,” tambahnya.
Pelanggaran Hukum oleh Anak Naik 17 %
>> Baca Selanjutnya