Terkini
Unhas Speak Up

Teknik Unhas Kembangkan Rompi Antipeluru dengan Material Lebih Ringan dan Tahan Peluru 9 mm

MAKASSAR, UNHAS.TV - Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil menciptakan inovasi baru dalam pengembangan rompi antipeluru.

Rompi ini diklaim memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis yang saat ini sudah banyak digunakan.

Ketua Departemen Teknik Mesin Unhas sekaligus inovator rompi antipeluru, Dr Muhammad Syahid ST MT menjelaskan bahwa inovasi ini berfokus pada penggunaan material yang lebih ringan namun kuat.

"Saat ini, rompi antipeluru biasanya menggunakan baja dan teflar yang cukup berat. Tantangannya adalah bagaimana mengurangi berat material tanpa mengurangi kekuatan," ujar Syahid.

"Inisiatif kami adalah menggunakan material CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer), karena kekuatannya hampir setara dengan baja, tetapi jauh lebih ringan, sehingga memudahkan pengguna," jelas Syahid saat menjadi narasumber di program Speak Up Unhas.TV, Kamis (12/9/2024).



ROMPI ANTIPELURU. Ketua Departemen Teknik Mesin Unhas Dr Muhammad Syahid ST MT (kanan) didampingi Dosen Teknik Mesin Rudi ST MT menjelaskan rompi antipeluru ciptaan mereka kepada Unhas.TV, Kamis (12/9/2024). (dok unhas.tv)


Lebih jauh, Syahid menerangkan inovasi rompi antipeluru ini menggunakan serat karbon sebagai bahan utama. Proses pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan membentuk serat karbon menjadi lembaran kain.

Kemudian lembaran kain itu dipotong dan ditumpuk sesuai kekuatan yang dibutuhkan. Lembaran tersebut dicetak menggunakan alat vakum, dan selanjutnya dilakukan uji ketahanan.

"Carbon fiber ini sudah banyak dimanfaatkan pada body mobil dan pesawat. Bahan ini memiliki kelebihan tahan panas dan ringan, sehingga ideal untuk berbagai aplikasi, termasuk rompi antipeluru," tambah Rudi ST MT, dosen Departemen Teknik Mesin Unhas.



ANTIPELURU. Dosen Teknik Mesin Unhas mengembangkan rompi antipeluru dengan bahan ringan, murah, dan kuat. Produk ini dilirik Kostrad TNI. (dok unhas.tv)

Dalam pengujian, jelas Rudi, rompi yang dihasilkan memiliki kualifikasi level 2, dengan kemampuan menahan peluru kaliber 9 mm dari jarak 10 meter.

"Setelah diuji dengan empat tembakan berturut-turut, semua peluru berhasil tertahan oleh rompi," jelas dosen dengan bidang keahlian material dan metalurgi ini.


Prosedur dan Tantangan Pengembangan 


>> Baca Selanjutnya