MAKASSAR, UNHAS.TV - Sebagian orang sering dibayangi rasa kantuk di siang hari walau merasa tidurnya cukup lama. Apakah ini ada kaitannya dengan gangguan kesehatan? Atau, ini hanya dampak dari kebiasaan hidup yang berubah?
Dari sisi ilmu kesehatan, tidur adalah kegiatan yang punya peran penting untuk membuat tubuh bisa bekerja dengan optimal. Tidur memberi kesempatan organ tubuh beristirahat dan memperbaiki diri dari kerusakan.
Waktu yang ideal yang disepakati, umumnya adalah enam hingga delapan jam per malam. Namun ini tergantung pada usia dan kondisi kesehatan.
Dosen gizi Universitas Hasanuddin (Unhas), Safrullah Amir SGz MPH, menyebut kegiatan berlebihan yang disertai asupan kalori yang berlebih cenderung menjadi penyebab rasa kantuk selalu muncul.
Kegiatan berlebihan, katanya, membuat kalori dalam tubuh terbakar, karena itu sangat disarankan agar siapa saja membiasakan sarapan untuk memberi cadangan energi saat mulai berkegiatan.
Namun asupan makanan berlebihan justru tidak disarankan karena mudah menimbulkan kantuk. Triptofan atau asam amino esensial yang yang dibutuhkan tubuh untuk membuat protein jika dikonsumsi berlebihan menyebabkan rasa kantuk yang berat. Triptofan atau asam amino esensial ini banyak terdapat pada daging, susu, telur, dan cokelat.
"Orang yang tidak sarapan cenderung akan mengonsumsi makanan lebih banyak ketika lapar. Namun kelebihan makanan ini justru membuat tubuh kita lebih sulit mencerna, metabolisme pun menjadi lambat, dan dampak akhirnya adalah rasa lelah dan mengantuk.
Rasa kantuk di siang hari juga bisa disebabkan oleh anemia atau kekurangan darah. Ada lima gejalanya yakni lemah, lelah, lemas, letih, dan lesu.
Anemia biasanya disebabkan karena kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga membuat kondisi tubuh muda lemas. Selain anemia, rasa kantuk di siang hari juga berkaitan dengan tekanan darah rendah.
Tekanan darah rendah berbeda dengan anemia. Ciri tekanan darah rendah sangat erat kaitannya dengan pasokan darah, termasuk juga pasokan oksigen ke organ-organ tubuh. Ketika pasokan oksigen berkurang, tubuh cenderung lemah dan tubuh mengantisipasi dampak itu dengan munculnya rasa kantuk.
Safrullah menyarankan siapa saja untuk mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan yang seimbang dan porsi yang cukup. Minum air minimal dua liter sehari juga sangat penting karena saat tubuh kekurangan cairan, volume darah juga berkurang. Jika hal ini terjadi, sirkulasi oksigen yang diangkut oleh sel darah juga ikut terganggu dan berujung rasa lelah dan mengantuk.
Zulkarnaen (Unhas TV)