Saintek

Tim PKM DRTPM Unhas Beri Pelatihan Pembuatan Biosida Beubasit hingga Pengelolaan Limbah di Gowa


Ketua Tim Prof Itji Diana Daud mengatakan kegiatan PKM kali ini menggandeng mitra dari kelompok tani andalan yaitu kelompok tani Mangngu’rangi.

"Jadi Kelompok Tani Manggu’rangi di Kabupaten Gowa ini melakukan budidaya tanaman padi dan jagung secara bergantian dan dalam binaan tim PKM kami," ujarnya.



PUPUK TRIPO. Tim PKM DRTPM Unhas menyerahkan produk pupuk Tripo sebagai contoh kepada anggota kelompok tani proram pendampingan di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Juni 2024. (dok pkm drtpm unhas)


"Hasilnya, budidaya padi kelompok tani mampu menghasilkan produksi berkisar 6,5 ton per hektare. Ketua kelompok bernama Haeruddin, pernah mendapatkan penghargaan sebagai petani andalan pada tahun 2001," tambah Prof Itji. 

Kegiatan PKM dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahap pertama, tim PKM memberikan penjelasan tentang Peranan Beauveria bassiana dalam pengendalan hama pada tanaman padi. Kemudian dilanjutkan dengan praktik perbanyakan cendawan Beauveria bassiana.

Kegiatan tersebut dibawakan oleh Prof Itji Diana Daud sebagai narasumber yang juga Ketua PKM. Menurut Prof Itji cendawan Beauveria bassiana dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penggunaan Pestisida sintetik yang berbahan kimia, selain mahal pestisida kimia dapat merusak lingkungan.

Tahapan kedua, tim memberikan materi tentang pemanfaatan tanaman Refugia yang dibawakan oleh Prof Kaimuddin. Menurut Prof Kaimuddin, pemanfaatan tanaman refugia dapat menjadi upaya merekayasa habitat guna menjaga keseimbangan ekosistem persawahan.



PROGRAM KEDUA. Tim PKM DRTPM Unhas mengadakan sosialisasi program kedua pemanfaatan tanaman Refugia dengan kelompok tani di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Juli 2024. (dok pkm drtpm unhas)


Tahapan akhir pada kegiatan pendampang dipimpin Prof Tutik Kuswinanti, M. Sc. Yang berupa materi terkait banyaknya manfaat dari limbah pertanian yang dapat dioleh menggunakan Tripo hingga menjadi kompos.

Kegiatan ini berakhir dengan praktik pembuatan kompos dari bahan jerami (sisa tanaman padi), kotoran ayam dan hijauan. 

Menurut Prof Tutik, “Petani harus mengubah kebiasaan membakar jerami padi dengan mengolahnya menjadi pupuk hingga akan mengurangi jumlah pemakaian pupuk sintetik berbahan kimia.


Dampak Positif bagi Petani dan Masyarakat


>> Baca Selanjutnya