Mahasiswa

Tim VetaGuard UKM MSTP FK Unhas Gali Pengetahuan Peternak Lewat Survey Mendalam

PANGKEP, UNHAS.TV - Tim Vetaguard UKM Minat Studi Ternak Produktif FK Unhas yang tergabung dalam program mahakarya melakukan survey mendalam dengan wawancara dan kuesioner kepada peternak di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, 20 Juli 2025.

Kegiatan wawancara dan kuesioner tersebut untuk mengukur tingkat pengetahuan mereka tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan cacingan.

Kegiatan yang dimulai pagi hari ini melibatkan hampir semua peternak di desa. Mereka antusias menjawab, meski ada juga yang tampak sedikit malu karena merasa pengetahuannya masih terbatas.

"Saya senang ada yang mau mendengar keluhan kami. Selama ini kalau ternak sakit, kami cuma bisa nebak-nebak obatnya apa," ucap Puang Yaya’, peternak yang sudah berpengalaman selama 20 tahun.

Hasil survey mengungkap kondisi mengkhawatirkan dimana sebagian besar peternak belum memahami gejala awal PMK dan masih mengandalkan pengobatan tradisional serta obat manusia tanpa protokol jelas. Banyak peternak juga menganggap cacingan sebagai hal biasa yang tidak perlu diobati khusus.

"Ada peternak yang baru tahu kalau air liur berlebihan pada sapi itu salah satu gejala PMK. Mereka biasanya baru panik kalau sudah ada luka di mulut atau kaki," ungkap Muhammad Rizky Isnayanto, ketua pelaksana program Vetaguard.

Meski pengetahuan terbatas, para peternak menunjukkan semangat belajar tinggi. "Kami mau belajar, tapi selama ini tidak ada yang mengajar. Kalau ke dokter hewan jauh dan mahal," kata Akbar, yang baru 3 tahun beternak.

Data survey ini akan menjadi basis penyusunan materi penyuluhan yang akan disampaikan Dr. drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc dan drh. Irwan Ismail, M.Si, disesuaikan dengan kondisi nyata pengetahuan peternak untuk memastikan efektivitas program pelayanan kesehatan ternak yang akan dilaksanakan akhir pekan mendatang.

"Kami tidak mau memberikan materi yang terlalu tinggi atau justru terlalu rendah. Data dari survey ini membantu kami menemukan titik yang tepat," jelas Veri salaku anggota tim.

Selain mengumpulkan data, kegiatan wawancara ini juga membangun kedekatan dan kepercayaan antara tim dengan peternak. Banyak peternak yang awalnya ragu, kini mulai terbuka menceritakan pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi.

"Awalnya saya pikir mahasiswa ini cuma mau ambil data terus pergi. Tapi ternyata mereka benar-benar mau membantu dan mendengar masalah kami," ungkap kepala desa Segeri.

Beberapa peternak bahkan sudah menyiapkan ternak yang sakit untuk diperiksa dan diobati saat kegiatan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan akhir pekan nanti.

"Kami ingin ada perubahan yang terukur, bukan hanya sekedar merasa sudah membantu. Makanya data baseline ini sangat penting," kata Muhammad Rizky Isnayanto. (*)