Pendidikan

Tingkatkan Kualitas Riset, Unhas Gelar Workshop Academic Publishing

Perpu Unhas

MAKASSAR, UNHAS.TV – Universitas Hasanuddin (Unhas) terus berupaya meningkatkan kualitas riset dan publikasi akademiknya.

Dalam rangka mendorong publikasi berkualitas tinggi, Perpustakaan Unhas bekerja sama dengan Elsevier menggelar workshop bertajuk Empowering Research Publication and Writing pada Jumat (21/03/2025).

Acara yang berlangsung di Aula LPMPP Unhas ini menarik perhatian lebih dari 400 peserta, baik secara luring maupun daring melalui Zoom.

Dalam sambutannya, Direktur Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (Transdiva) Unhas, Dr. Sahriyanti Said, S.Hut, M.Si, Ph.D., menegaskan pentingnya akses terhadap sumber daya akademik berkualitas.

“Kehadiran ScienceDirect di Unhas ini secara strategis sangat mendukung pembelajaran dan penelitian sivitas akademika Unhas dengan basis teknologi,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi pembelajaran berbasis teknologi serta perluasan akses pendidikan internasional menjadi fokus utama yang terus dikembangkan di Unhas. Ia pun optimistis bahwa akses ke ScienceDirect akan semakin meningkatkan capaian akademik universitas.

Kepala Perpustakaan Unhas, Dr. Fierenziana G. Junus, turut menyampaikan harapannya terhadap peningkatan kualitas publikasi akademik.

“Artikel ilmiah dari jurnal bereputasi tinggi telah terbukti meningkatkan kualitas penulisan dosen Unhas sejak tahun pertama berlangganan ScienceDirect. Kami yakin di tahun kedua ini, capaian tersebut akan lebih tinggi lagi,” ungkapnya.


Kehadiran ScienceDirect pun diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan di lingkungan Unhas. Credir: Perpustakaan Unhas.
Kehadiran ScienceDirect pun diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan di lingkungan Unhas. Credit: Perpustakaan Unhas..


Workshop ini menghadirkan Dr. Johan Jang, Strategic Engagement Manager Elsevier Southeast Asia, sebagai pembicara utama. Dalam pemaparannya, Dr. Johan menyoroti kondisi riset di Indonesia yang meskipun menunjukkan peningkatan, masih menghadapi tantangan dalam publikasi di jurnal bereputasi tinggi.

“Saat ini, baru sekitar 34,7% publikasi ilmiah Indonesia masuk ke dalam jurnal Q1 dan Q2. Kurangnya pemahaman dasar tentang academic publishing menjadi salah satu kendala utama,” jelasnya.

Selain itu, Dr. Johan juga menyoroti permasalahan etika akademik, seperti praktik ghostwriting, penggunaan kecerdasan buatan tanpa etika, serta publikasi di jurnal predator.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia membagikan beberapa kiat dalam menulis artikel berkualitas, di antaranya: fokus pada bagian introduction, tidak mencampurkan hasil dan diskusi, menampilkan dampak penelitian dalam kesimpulan dan rekomendasi, serta memastikan penggunaan referensi berkualitas.

Dengan adanya workshop ini, Unhas berharap para akademisi dan mahasiswa dapat lebih memahami proses publikasi ilmiah dan semakin aktif dalam menghasilkan riset yang berdampak luas.

Kehadiran ScienceDirect pun diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan di lingkungan Unhas. (*)

Laporan Anshar Saud - Sekretaris Perpustakaan Universitas Hasanuddin