UNHAS.TV - Program Studi magister (S-2) Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana (SPs) menggelar prosesi penyambutan mahasiswa baru semester akhir tahun ajaran 2023/2024 di Aula Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Hasanuddin, Sabtu (2/3/2024) .
Acara penyambutan tersebut menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan motivasi mereka dalam mengambil program magister ini.
Beberapa mahasiswa mengungkapkan alasan mereka memilih magister manajemen bencana, termasuk pengalaman pribadi menghadapi bencana namun kurangnya pengetahuan mengenai langkah-langkah yang seharusnya diambil.
Ada juga yang mengambil program ini sebagai kelanjutan dari studi S1 dengan fokus pada mitigasi bencana, serta ada yang didorong oleh amanat perusahaan tempat mereka bekerja untuk memiliki pegawai yang terampil dalam manajemen bencana.
Ketua Program Studi Magister Manajemen Bencana, Dr. Eng. Mukhsan Putra H., S.T., M.T, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada panitia. Acara sekaligus meluncurkan logo untuk program tersebut.
Logo ini terdiri dari segitiga biru sebagai simbol kebencanaan internasional, lingkaran oranye sebagai lambang kemanusiaan, dan lingkaran dengan panah sebagai simbol manajemen bencana, dengan tambahan ayam jantan yang menjadi ciri khas unhas.
Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas, Prof. Dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K),M. MedEd. juga menyoroti kerjasama program ini dengan pemerintah daerah, khususnya provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Menurutnya, kerjasama ini akan membantu dalam peningkatan pendaftar dan awareness akan bencana di daerah tersebut. ”Program ini memiliki konsentrasi di bawah S-2 biomedik dan akan segera menjalani proses akreditasi,” jelasnya.
Dalam pertemuan melalui platform zoom meeting, perwakilan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulbar, Nur Jaelani Hasan, menyambut baik kerjasama antara Unhas dan Sulbar. Dia yakin bahwa Unhas dapat melahirkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang handal dalam mitigasi bencana.
Sulawesi Barat sebagai provinsi pertama di Indonesia dengan risiko bencana tertinggi, menempati peringkat ke-10 dalam jumlah kejadian bencana. Namun, angka korban jiwa dari daerah ini mencapai 32%, menunjukkan urgensi peningkatan mitigasi bencana.
Program magister manajemen bencana diharapkan dapat bermitra dengan pemerintah daerah lainnya jika kerjasama dengan sulbar memberikan hasil yang memuaskan.
Selain prosesi penyambutan mahasiswa baru, sekolah pascasarjana program magister S2 manajemen bencana juga dilakukan kuliah pendana dengan penyampaian materi kuliah umum oleh internal sulawesi barat melalui platform zoom meeting dengan materi sistem pengangan bencana di Indonesia. (*)
Tia/Iffa