MAKASSAR. UNHAS.TV - Fenomena job hopping atau perpindahan kerja secara cepat kini semakin marak terjadi. Kondisi ini menghadirkan tantangan baru dalam proses rekrutmen sekaligus pengelolaan sumber daya manusia di banyak perusahaan.
Tingginya angka job hopping dinilai berpengaruh pada kontinuitas pekerjaan dan meningkatkan angka turnover karyawan. Selain itu, biaya rekrutmen maupun pelatihan yang sudah dikeluarkan perusahaan sering kali terbuang percuma.
Hal tersebut juga dirasakan PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara (PLN). Seperti diungkapkan Manajer Pengembangan Talenta UID Sulserabar PLN, Yosina Mariana kepada Unhas.TV.
Yosina Mariana menegaskan bahwa tingginya turnover karyawan berdampak langsung pada alih profesi dan penempatan tenaga kerja.
“Turnover yang tinggi akan mempengaruhi kontinuitas pekerjaan dan engagement yang berkurang ketika terjadi pergantian personil dalam satu fungsi,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, PLN meluncurkan sejumlah program transformasi, di antaranya digital learning, sertifikasi online, hingga pembelajaran mandiri yang bisa diakses kapan saja. PLN juga memanfaatkan aplikasi digital talent pool untuk mengelola perjalanan karier pegawai.
“Melalui aplikasi ini, talent dari berbagai unit bisa dipetakan dengan mudah, termasuk pegawai generasi muda yang ingin mengetahui sejauh mana track record mereka,” tambah Yosina.
Dengan strategi ini, PLN berupaya menjaga kesinambungan sumber daya manusia, sekaligus memberikan ruang bagi karyawan untuk terus berkembang dan berinovasi.
(Andi Putri Najwah / Unhas.TV)