Ekonomi
Internasional

Trump Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya Bagi Indonesia? Begini Kata Ekonom Unhas

UNHAS.TV – Dunia kembali menyorot arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor yang dinilai agresif dan proteksionis.

Lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia, terkena dampaknya. Dalam sebuah keputusan yang ia sebut sebagai “Tariff Liberation Day”, Trump menetapkan bea masuk hingga 32 persen terhadap barang dari negara-negara tersebut.

Lantas, apa dampak kenaikan tarif tersebut bagi Indonesia? Dan bagaimana seharusnya langkah antisipatif pemerintah?

Kebijakan yang diumumkan di Washington ini mengejutkan banyak pihak, termasuk pelaku usaha, eksportir, dan pengamat ekonomi dalam negeri.

Trump menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi domestik dan ‘menyamaratakan lapangan permainan’ bagi industri dalam negeri AS.

Namun bagi negara-negara mitra dagang seperti Indonesia, kabar ini menjadi semacam "tsunami dagang" yang bisa merusak keseimbangan ekspor dan menghambat stabilitas industri berbasis ekspor.

Produk seperti karet, tekstil, alas kaki, furnitur, dan komoditas hasil bumi yang menjadi andalan Indonesia di pasar AS kini berada dalam posisi tidak menguntungkan.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Mursalim Nohong SE MSi menyampaikan pandangannya dalam wawancara bersama Unhas TV. Menurutnya, pemerintah tidak boleh menghadapi kebijakan ini secara konfrontatif.

“Justru harus proaktif dan komunikatif. Kita harus segera melakukan diversifikasi tujuan ekspor, tidak hanya tergantung pada Amerika,” jelas Prof. Mursalim.

“Ini juga momentum untuk memperkuat daya saing industri nasional lewat efisiensi dan produktivitas,” tambahnya saat diwawancarai Unhas.TV, Jumat (18/4/2025).

Dampak Nyata untuk Ekonomi Indonesia

>> Baca Selanjutnya