News

'Tuhan Telah Bangkit', Suara Menggema dari Katedral Makassar yang Menggetarkan Hati

UNHAS.TV — Matahari belum tinggi ketika deretan bangku kayu di Gereja Katedral Makassar mulai terisi. Cahaya lembut menembus jendela kaca patri, memantulkan warna-warni di lantai gereja yang berkilau. Umat datang dengan tenang, membawa serta harapan, rindu, dan doa-doa dalam hati.

Minggu Paskah pagi, 20 April 2025 itu, Gereja Katedral dipenuhi aroma dupa dan lantunan liturgi yang menggugah jiwa.

Lilin-lilin menyala di altar, seakan menjadi saksi bisu dari peristiwa dua milenium lalu yang masih hidup di hati jutaan umat: kebangkitan Yesus Kristus.

Pukul 08.00 Wita, pintu skaristi terbuka, misa dimulai. Kelompok koor menyanyikan lagu pembuka dengan penuh semangat, “Kristus Bangkit, Kristus Mulia, mari kita wartakan.”

Suara-suara mereka menggema ke langit-langit katedral, mengisi setiap sudut ruang dengan sukacita Paskah yang penuh harapan.

Di depan mereka, seorang perempuan berkacamata berdiri dengan anggun. Tangannya terangkat, memandu nada demi nada dengan gerakan yang penuh kekuatan.

Setiap isyaratnya menyatukan umat dalam satu irama, satu doa, satu perayaan. Gerakannya bukan sekadar penunjuk tempo, melainkan panggilan untuk merasakan kebangkitan Kristus yang sedang membara di dalam hati.

Seorang uskup melangkah masuk. Jubah putih berhiaskan benang keemasan membalut tubuhnya yang renta namun penuh wibawa.

Di tangannya, tongkat gembala terangkat, seolah membawa kekuatan dari surga. Ia berjalan perlahan, diikuti para petugas liturgi yang melangkah tenang dalam formasi yang khidmat.

Langkah mereka terukur, seolah menapaki setiap inci lantai gereja dengan penuh kesadaran akan sakralnya momen yang akan dimulai.

Tak ada suara lain selain nyanyian dan desir kain liturgi yang bergesekan lembut. Umat berdiri penuh hormat. Beberapa memejamkan mata, larut dalam suasana agung yang menyelimuti ruang.

Uskup mengangkat pedupaan. Dengan gerakan perlahan, ia mengayunkannya di sekitar altar. Asap putih mengepul, melambung ke langit-langit gereja, seolah membawa setiap doa naik ke hadapan Tuhan. Aroma dupa memenuhi ruang kudus, menambah ketenangan yang sakral.

Misa pun dimulai. Di tengah keheningan yang sakral, Uskup Agung Makassar, Mgr Fransiskus Nipa, memimpin misa dengan langkah penuh wibawa.

Ia melangkah menuju altar, membawa pesan pengharapan bagi umat yang hadir. Dengan suara yang hangat dan menggema, Uskup menyapa:

"Kita saling mengucapkan Selamat Paskah," katanya, dengan penuh sukacita. "Tuhan sudah bangkit! Mari kita rayakan dengan meriah, Tuhan telah mengalahkan maut! Mari kita rayakan dengan gembira, bukan hanya sekadar mengenangkan, namun kita sungguh turut bangkit bersama dengan Yesus."

Dengan penuh kekudusan, Uskup kemudian mengangkat tangannya dan membuat tanda salib.

“Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus,” ucapnya.

“Amin,” sahut umat serempak.

Serangkaian liturgi berlangsung dengan ritme yang khidmat. Para petugas liturgi bergerak teratur, menata segala sesuatunya di altar.

Umat menyimak dalam diam. Setiap mata tertuju pada sakramen yang akan mereka sambut.

Makna Mendalam di Balik “Pagi-Pagi Benar”

>> Baca Selanjutnya