News

'Tuhan Telah Bangkit', Suara Menggema dari Katedral Makassar yang Menggetarkan Hati




PASKAH. Suasana Perayaan Paskah Minggu pagi di Katedral Makassar, 20 April 2025 di Jl Kajaolalido, Makassar. (dok unhas.tv)


Keheningan menyelimuti. Hanya terdengar desahan napas umat yang larut dalam kekhusyukan, seolah semua tengah menyiapkan hati untuk menerima anugerah terbesar pada hari itu.

“Pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap…” demikian Injil Yohanes 20:1 membuka kisah kebangkitan Yesus.

Setelah pembacaan Injil, suasana menjadi hening sejenak.

Tak satu pun kata terdengar. Hanya gema firman yang baru saja dibacakan, menggantung di udara, menyentuh hati setiap umat.

Uskup kembali berdiri di depan altar. Ia menatap umatnya dengan penuh kasih.

Dengan suara lembut namun penuh wibawa, ia mulai menyampaikan pesan.

“Saudara saudari, di balik keterangan waktu itu, tersimpan makna yang lebih dalam. “Pagi-pagi benar” bukan hanya penanda waktu, melainkan simbol dari sebuah peralihan bahwa kegelapan malam telah berlalu dan kini dunia menyambut terang cahaya.

"Sebuah simbolisasi tentang perubahan, transformasi, dan penciptaan baru. Inilah pesan Paskah: bahwa kita semua diajak untuk lahir kembali dalam terang kebangkitan Kristus,” ucap Uskup Mgr Fransiskus Nipa. 

Ia diam sejenak. Matanya menelusuri barisan umat.

“Ketika kita merayakan Paskah, kita merenungkan bahwa masing-masing pribadi kita adalah manusia Paskah,” lanjutnya.

“Lalu, apa artinya menjadi manusia Paskah?” tanyanya lirih.

“Kristus yang telah menaklukkan kematian, kini bangkit bersama kita. Kita mengenal Kristus yang bangkit dalam Ekaristi. Di sanalah Tuhan hadir di tengah-tengah kita,” ucapnya.

Ia menambahkan, Tuhan yang bangkit tidak hanya hadir dalam liturgi, tetapi juga dalam keseharian di tengah pekerjaan, tanggung jawab, dan segala aktivitas.

“Setiap hari, dalam kerja yang tulus, dalam kesetiaan terhadap tanggung jawab, kita menemukan Kristus yang bangkit,” tegasnya.

Pagi itu, di tengah wangi dupa yang masih menggantung di udara, di antara nyanyian yang perlahan meredup dan wajah-wajah yang terselimuti ketenangan terdengar gema pesan yang tak pernah usang: Tuhan telah bangkit.

Di balik tembok Gereja Katedral Makassar yang kokoh, sebuah perayaan tak hanya selesai. Ia terus hidup dalam hati setiap umat.

“Karena kebangkitan Kristus bukan sekadar dikenang. Ia dihidupi, hari demi hari, detik demi detik, dalam terang yang tak akan pernah padam,” tutup Uskup.

(Agatoni Buttang / Unhas.TV)