BUTON, UNHAS.TV - Mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah, Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan PT Geo Gea mengembangkan model geometalurgi logam kritis yang diaplikasikan pada endapan nikel laterit.
Inovasi ini memadukan pemetaan geologi, data geokimia, dan geofisika geolistrik untuk mempermudah proses eksplorasi, pengolahan, hingga pemanfaatan nikel dari hulu ke hilir.
Ketua Tim Unhas, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST., M.Phill., menjelaskan bahwa teknologi ini memungkinkan industri mengetahui karakteristik geokimia endapan sejak awal.
“Perusahaan dapat menyesuaikan teknologi pengolahan dan menghemat biaya produksi, terutama pada proses pengeboran yang selama ini mahal,” ujarnya, Selasa (3/12/2024).
Melalui metode yang diterapkan di lapangan di Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, tim menghasilkan peta sebaran geologi permukaan, peta kandungan geokimia bawah permukaan, peta penyebaran sumber daya, hingga peta geometalurgi.
Hasilnya, proses metalurgi yang biasanya memakan waktu panjang dapat dipangkas, sementara efisiensi biaya dan akurasi eksplorasi meningkat signifikan.
Kegiatan riset ini melibatkan dosen Unhas dari berbagai disiplin ilmu, seperti Teknik Geologi, Teknik Pertambangan, Geofisika, Kimia, dan Metalurgi.
Sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai departemen juga terlibat langsung, memberikan pengalaman lapangan sekaligus memperkuat keterampilan riset mereka.
Bagi PT Geo Gea, yang beroperasi di wilayah-wilayah potensial nikel laterit, penerapan konsep geometalurgi tidak hanya memberi keuntungan teknis. Langkah ini juga diharapkan membangun ekosistem kompetitif di rantai nilai baterai litium dan kendaraan listrik.
Kerja sama ini membawa manfaat ganda, yakni nilai ekonomi dari efisiensi produksi, serta transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia nasional.
Dengan adanya inovasi ini, Indonesia berpotensi memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar nikel global.
Model geometalurgi yang dikembangkan diyakini mampu mempercepat proses hilirisasi, mendukung transisi energi bersih, dan memberikan keuntungan strategis di tengah meningkatnya persaingan industri mineral kritis dunia.
Kerja sama antara Unhas dan PT Geo Gea ini menjadi bukti sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan program dana padanan 2024.
Selain mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam, kolaborasi ini juga menegaskan pentingnya riset berbasis teknologi untuk memastikan pengelolaan mineral strategis berjalan efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kepentingan nasional.
Potensi nikel Indonesia yang mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, atau sekitar 23 persen cadangan nikel dunia, menjadikan negeri ini sebagai salah satu pemain kunci dalam pasar mineral strategis global.
Permintaan nikel terus meningkat seiring maraknya penggunaan kendaraan listrik dan baterai berbasis nikel untuk menekan emisi karbon. (*)