SELAYAR, UNHAS.TV — Ketika dunia pariwisata berpacu dengan inovasi digital, Universitas Hasanuddin (Unhas) memilih untuk menyalakan percikan perubahan langsung dari ruang kelas. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat di SMKN 1 Selayar, Program Studi Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi Unhas, memperkenalkan “SMART TOURISM: Smart Experience and Engagement”—sebuah pendekatan yang memadukan kreativitas, teknologi, dan semangat lokal dalam membentuk generasi pariwisata masa depan.
Teknologi Imersif dan Tantangan Baru Dunia Wisata
Dalam suasana interaktif yang penuh semangat, dua dosen muda Unhas menjadi pemateri utama. Muh. Rifqi Ananda Putra, S.Tr.Par., M.Par., membuka sesi dengan paparan tentang pentingnya transformasi digital dalam industri pariwisata. Ia menjelaskan bagaimana virtual reality (VR), augmented reality (AR), hingga platform digital kini menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan—bahkan sebelum wisatawan menjejakkan kaki di destinasi.
Sementara itu, G. Jagat Raya, S.Tr.Par., M.Sc., membawa peserta menelusuri strategi pemasaran destinasi wisata di era digital. Ia menekankan pentingnya kreativitas dan kemampuan adaptasi dalam mengelola potensi lokal agar Selayar mampu bersaing di pasar pariwisata global. “Kita tidak hanya menjual keindahan alam, tetapi juga pengalaman yang terkoneksi dengan teknologi,” ujarnya di hadapan para siswa jurusan pariwisata SMKN 1 Selayar.
Tourism Talks: Kolaborasi Akademisi dan Industri
Sehari sebelum kegiatan di sekolah, pada Minggu, 5 Oktober 2025, Program Studi Destinasi Pariwisata Unhas menggelar Tourism Talks di Kampus Vokasi UNHAS Selayar Matalalang dengan tajuk “Destinasi Pariwisata Vokasi UNHAS untuk Kemajuan dan Keberlanjutan Pariwisata Selayar.”
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar, Nur Ichsan Chairuddin, S.S., yang menyampaikan apresiasinya terhadap peran akademik UNHAS dalam mendorong pengembangan SDM lokal. “Kehadiran Program Studi Destinasi Pariwisata UNHAS adalah bukti bahwa kampus tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga membawa solusi nyata bagi pembangunan daerah,” ujarnya.
Turut hadir pula Usman, S.Pd., M.M., Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI, para dosen praktisi, serta pelaku industri pariwisata. Forum ini menjadi ruang dialog produktif antara dunia pendidikan dan sektor pariwisata untuk menjawab tantangan keberlanjutan dan inovasi digital di wilayah kepulauan.

Dr. Yadi Mulyadi menyerahkan buku "Serpihan Surga Selayar" kepada Kadisbudpar Selayar,Nur Ichsan Chairuddin, S.S.
Buku “Serpihan Surga Selayar”: Karya Alumni untuk Negeri
Salah satu momen paling berkesan dalam kegiatan tersebut adalah peluncuran buku “Serpihan Surga Selayar: Mozaik Asa dan Strategi Pariwisata Berkelanjutan.” Buku ini merupakan hasil pengembangan tugas akhir mahasiswa angkatan 2021, yang kini telah menjadi sarjana terapan pariwisata (S.Tr.Par).
Penyunting dari buku itu adalah Aqilah Nurul Khaerani Latif,S.E.,M.Par dan Dr. Yadi Mulyadi. Sebagai Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata Unhas periode 2021–2025, Dr. Yadi Mulyadi, S.S., M.A., mengatakan bahwa buku ini merepresentasikan dedikasi dan cinta para alumni terhadap daerah tempat mereka belajar dan berproses. “Alumni kami hadir bukan hanya dengan ijazah, tapi juga dengan hasil observasi mendalam dan analisis kritis tentang masa depan pariwisata Selayar,” ujar Yadi.
Buku ini menyajikan refleksi intelektual dan strategi konkret untuk membangun pariwisata berkelanjutan di daerah kepulauan, menjadi kontribusi akademik yang relevan dengan kebutuhan pembangunan lokal.
Menyiapkan Generasi Pariwisata Cerdas
Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga momentum penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya literasi digital pariwisata di kalangan siswa vokasi. Melalui pendekatan edukatif dan aplikatif, Unhas berupaya menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi dunia pariwisata berbasis teknologi—generasi yang kreatif, adaptif, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi Unhas sekali lagi menegaskan perannya sebagai jembatan antara teori dan praktik, antara kampus dan masyarakat, serta antara masa kini dan masa depan pariwisata Indonesia.
Laporan Aeni Nahdiyati